Bakda "Kupat" Syawalan Ing Solo Safari





Setiap tahunnya Kota Solo selalu menggelar acara Bakdan Ing Sala. Biasanya acara ini digelar di tempat yang menjadi khasnya Kota Solo seperti Bakdan ing Balekambang, Bakdan ing Sriwedari, Bakdan ing Benteng Vastenburg dan Bakdan ing Taman Satwa Taru Jurug yang sekarang berubah menjadi Solo Safari. 

Bakdan kupat atau lebaran kupat memiliki makna Halal Bi Halal yang merupakan tradisi masyarakat Indonesia dan dilakukan seminggu setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tahun ini, lebaran syawal digelar kembali di Solo Safari pada Minggu 14 April 2024. 

Masih sama seperti beberapa tahun yang lalu, acara lebaran syawalan digelar dengan kirab Jaka Tingkir (acara ini terakhir digelar meriah sebelum pandemi 🤔🤔🤔). Kirab dimulai ketika Jaka Tingkir mengendarai kuda menuju panggung terbuka Solo Safari dan diiringi dengan korps musik dari Karaton Kasunanan Surakarta. 

Selain itu, kirab Jaka Tingkir juga dimeriahkan oleh iring-iringan Pasukan, Abdi dalem dan Ulomo yang membawa dua gunungan ketupat dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Setelah melaksanakan kirab, Jaka Tingkir menyeberangi danau menggunakan Gethek yang didampingi oleh 3 sahabatnya menuju panggung terbuka. Selanjutnya, setelah didoakan dua Gunungan Ketupat dibagikan ke masyarakat umum yang menyaksikan. 



Acara ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat Solo maupun luar Solo. Tradisi syawalan seperti ini merupakan bagian dari pelestarian budaya yang tetap menyambungkan benang merah sejarah Kota Solo yang tidak bisa lepas dari cikal bakalnya yang bersumber di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dalam sejarahnya, Solo Safari yang dahulu bernama Taman Satwa Taru Jurug selalu mengadakan kegiatan Syawalan Jurug sebagai bentuk nguri-uri tradisi leluhur dan bentuk penghormatan kepada Raja Paku Buwono X sebagai sosok Raja yang pada eranya menginisiasi adanya Kebun binatang. 

Di mana, kebun binatang ini bisa dinikmati masyarakat umum dengan memindahkan satwa peliharaan Keraton ke Taman Sriwedari (Kebon Raja) yang pada akhirnya dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug dan dalam perkembangannya saat ini menjadi Solo Safari. 

Tradisi estafet kepemimpinan dan regenerasi/ pembaharuan ini yang diharapkan terus berkelanjutan diwujudkan dengan menampilkan sosok simbolis Jaka Tingkir yang merupakan figur generasi muda penerus dinasti Majapahit yang berhasil memadukan nilai tradisi budaya dengan keagamaan. 





Komentar