Desa Trangsan Gatak Sukoharjo, Sentra Kerajinan Rotan yang Mendunia

 




Desa Trangsan adalah salah satu desa yang mempunyai produk unggulan furniture berbahan baku rotan, desa ini sudah menjadi sentra penghasil rotan sejak lama. Berdasar sejarahnya, Desa Trangsan terletak di kecamatan Gatak, kabupaten Sukoharjo ini sudah dikenal sebagai industri rotan sejak tahun 1940an atau setara dengan periode akhir zaman kolonial Belanda. 

Berkat uluran tangan pihak Keraton Kasunanan Surakarta, industri pengolahan rotan di Desa Trangsan dapat berkembang dan berubah menjadi sentra industri pengolahan rotan terbesar di Jawa Tengah seiring mulai berkurangnnya  lahan  pertanian  dan bertambahnya jumlah penduduk.

Dilansir dari beberapa sumber, Desa Rotan Trangsan mengalamai puncak kejayaannya pada awal tahun 1990an hingga awal 2000an. Dalam satu dekade itulah produksi furniture dari  bahan  rotan  dalam  skala  kecil berkembang  menjadi industri rotan hingga berada di peringkat 8 besar pemasok rotan ke berbagai negara pada tahun 2006. Industri rotan di Desa Trangsan juga berpengaruh positif terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar bahkan luar daerah. 

Terbentuk menjadi Desa Wisata Rotan Trangsan memang belum lama, namun jangan salah sentra industri pengolahan rotan terbesar di Jawa Tengah ini bersungguh-sungguh mengembangkan potensi ekonomi wisatanya. 

Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas gratis dari penduduk setempat untuk untuk mengenalkan kepada  wisatawan  bahwa  kerajinan rotan dan furniture dari rotan juga bisa eksis di masyarakat lokal karena kualitasnya tidak kalah dengan furniture yang terbuat dari kayu. 

Hingga saat ini terdapat lebih dari 600 orang atau sekitar 30% penduduk desa Trangsan yang berprofesi sebagai pengrajin rotan. Keterampilan ini umumnya diwariskan secara turun temurun dari keluarga yang sudah sejak dulu menekuni industri rumahan rotan. 

Meski menjadi sentra kerajinan rotan, desa ini bukan penghasil tanaman tersebut. Bahan  rotan masih didatangkan dari Sulawesi dan Kalimantan yang punya banyak hutan tanaman rotan. Tapi berkat para pengrajin desa Trangsan bahan baku tersebut dibuat menjadi kerajinan yang bernilai tinggi. 

Bahkan hasil kerajinan rotan dari desa ini berhasil masuk pasar ekpor mancanegara. Berbagai produk sudah diekspor ke berbagai negara lain seperti Australia, Spanyol, UEA, Afrika, Jepang dan Korea. Berbagai produk tersebut yang paling banyak peminatnya seperti kursi dan meja rotan. 

Selain itu, Desa Trangsan belum lama ini juga ditetapkan sebagai Desa Devisa oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Ini mengingat produk kerajinan dari desa itu telah mendunia hingga menghasilkan devisa. Dengan adanya pendampingan dari LPEI, diharapkan kapasitas ekspor kerajinan rotan dari Trangsan akan semakin meningkat.




Komentar