Festival Budaya Apem Sewu, Tradisi Nguri-Uri Kebudayaan Jawa





Kota Solo memang terkenal dan lekat dengan kota budaya. Banyak event budaya yang digelar di Kota Solo setiap tahunnya. Salah satunya adalah Festival Budaya Apem Sewu. Pernah nonton acara ini? Kebetulan beberapa waktu yang lalu, salah satu kampung di kota Solo menggelar acara tahunan ini dan sudah menjadi tradisi warga setempat.

Apem sewu adalah tradisi yang dilaksanakan oleh warga di kampung sewu Solo setiap pertengahan bulan Dzulhijah (bulan menurut kalender Islam) dengan membuat apem sebanyak 1000 apem untuk dibagikan kepada warga yang menghadiri. 

Tahun ini sedikit berbeda karena biasanya Festival Apem Sewu digelar dengan kirab keliling akan tetapi tidak ada kirab kali ini. Acara diganti dengan panggung pementasan hiburan dan pembagian apem. 

Malam itu, Sabtu (16/9/2023) acara dibuka dengan penampilan sendratari kolosal berjudul Onggo-Inggi. Sendratari ini menceritakan tentang mahkluk yang memiliki kepala tanpa badan serta rambut panjang yang menjadi salah satu cerita rakyat yang dipercaya oleh warga sekitar bantaran sungai Bengawan Solo. Onggo-Inggi adalah makhluk penunggu sungai yang sering mencuri anak-anak.

Tidak hanya itu saja, warga juga dihibur dengan pertunjukan penempaan senjata tradisional keris dan Tari Gambyong. Puncak Dan Festival Budaya Apem Sewu ini ditutup dengan tebar 1000 apem kepada warga yang hadir. 

🤔🤔🤔  Membahas tentang Festival Budaya Apem Sewu, tradisi mirip seperti ini juga ada di kota lain yaitu Klaten. Pernah mendengar tradisi Yaqowiyu? Festival tradisi yang diadakan di Jatinom, Klaten. Tradisi sebar ribuan apem ini digelar setiap bulan Safar (bulan menurut kalender Islam). 

Biasanya warga sekitar akan berkerumun di lapangan untuk menyaksikan dan ikut berebut tebar apem. Tradisi ini sudah diadakan sejak dahulu kala dan masih dilakukan hingga sekarang setiap tahunnya. Menarik yo, ada banyak tradisi budaya disetiap kota di Indonesia. 

Komentar