Jangan mengira habis plesiran dari Sumba yo, sakjane yo ingin kesana 😁😁😁. Beberapa waktu yang lalu, Kota Solo menggelar acara tahunan Festival Payung Indonesia di Balaikota Solo, Jumat-Minggu (8-10/9/2023).
Acara ini menghadirkan komunitas seni budaya, pertunjukan, pengrajin dan pelaku ekonomi kreatif dari seluruh Nusantara untuk merayakan keanekaragaman seni budaya Indonesia dengan media payung.
Dalam acara ini ada berbagai kegiatan seperti pagelaran seni, pameran, kelas kreasi, bedah buku dan pasar festival. Ketika berkeliling ada satu stan yang menarik perhatian saya yaitu tulisan "Lu Kamba, Lii Luri" dari Nusa Tenggara Timur.
Dulu, saya pernah membahas tentang kain Ulos Batak di Festival Kain Nusantara. Kali ini penasaran dengan kain tenun khas Sumba, Nusa Tenggara Timur. Disini, saya melihat berbagai macam motif kain tenun seperti Kain Tenun Pahikung (teknik tenun dengan benang lungsi tambahan serupa dengan songket).
Sebelum menjadi selembar sarung tenun Pahikung motif tersebut melewati tahap pohodu dimana motif yang ingin ditampilkan pada sarung tersebut dibentuk dan disusun menggunakan lidi. Lalu, Kain Tenun Renggi Kambu dibuat dengan teknik ikat langsung (proses mengikat motif dikerjakan tanpa menggambar terlebih dahulu).
Kain Tenun Hinggi merupakan pakaian tradisional laki-laki Sumba yang terdiri dari dua lembar kain yaitu kain Hinggi Kawuru dan Hinggi Kombu. Pelengkap lainnya berupa Tiara atau selendang khusus untuk ikat kepala.
Kain Tenun Lau Kawuru merupakan pakaian tradisional perempuan Sumba. Kain ini dikenakan sebagai sarung setinggi dada dengan bahu tertutup oleh kain taba huku dengan warna yang sama. Pelengkap lainnya berupa Tiara polos untuk ikat kepala yang dilengkapi Tiduhai atau Hai Kara. Sedangkan, perhiasan logam seperti Maraga disematkan di dahi.
Pemakaian Tiara dan Maraga juga digunakan oleh orang tertentu dan diacara tertentu saja seperti acara hajatan, upacara kematian, festival budaya. Selain pameran kain Tenun Sumba Timur, Komunitas Hinggi Humba ini menampilkan tarian Renja Ludu dan permainan alat musik tradisional Jungga.
Sebenarnya, ada satu lagi yang membuat saya tertarik yaitu pameran tradisi dan budaya suku Moi, Sorong Papua Barat. Berdasar informasi harusnya ada komunitas pemuda generasi Malumkarta di Fespin edisi dasawarsa ini.
Komentar
Posting Komentar