Bayaran Seikhlasnya, Cerita Penjaga Makam di TPU Purwoloyo

 



Pekerjaan menjadi penjaga makam bisa dibilang sebuah pekerjaan mulia. Terlepas dari pemakaman sebagai tempat peristirahatan terakhir, ternyata ada beberapa orang yang mencari rezeki di pemakaman. Disini ada yang menjadi tukang bersih-bersih, penggali kubur, pembuat kijing, pengurus makam dll. 

Sebuah pekerjaan yang tentunya berbeda dari kebanyakan orang. Tugas mereka adalah menjaga kebersihan makam, membabat rumput liar ketika ada yang berziarah, merawat makam keluarga para ahli waris. 

Di salah satu tempat pemakaman umum Purwoloyo Jebres banyak penjaga makam. Mereka menjaga makam sesuai area masing-masing, agar sesama penjaga makam tidak berebut lahan pekerjaan seperti area makam warga Pucang Sawit, area makam warga Jagalan, area makam warga Kampung Sewu, dll. 

Salah satu penjaga makam, Piano (50th) warga Pucang Sawit yang sudah turun temurun menjalani pekerjaan sebagai penjaga makam. Ia bersama istri menjalani pekerjaan ini karena memang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak pernah mematok harga, para peziarah biasanya yang memberi imbalan seikhlasnya. 

Ia juga menawarkan untuk membuatkan kijing atau membangun makam. Di momen tertentu seperti musim ziarah menjelang bulan ramadhan para penjaga makam ini akan panen rezeki. 

Sebagian dari para penjaga makam ini bahkan ada yang tinggal di area pemakaman. Piano menjelaskan memang rata-rata para penjaga makam ini warga yang tinggal dekat area pemakaman tapi ada juga yang tinggal di dalam area pemakaman. “Biasanya mereka yang tidak mempunyai rumah. Ya tinggalnya digubuk itu,” ujarnya sambil menunjuk sebuah gubuk ditengah-tengah pemakaman. 

Ia juga mengungkapkan bahwa selama menjadi penjaga makam tidak ada hal menakutkan. Sudah terbiasa siang malam kalau ada pemakaman juga tidak ada hal yang aneh. Bahkan ia juga bercerita ketika kasus covid-19 sedang parah, sehari bisa ada pemakaman 20 hingga 30an orang. Saat itu pemakaman juga pernah dilakukan hingga pukul 02.00 dini hari. 

“Kalau meninggal karena covid-19 kan sudah ada protokol kesehatan dari rumah sakit. Jadi semua yang mengurus pemakaman, mulai dari menggali hingga menguburkan dari pihak rumah sakit. Tempatnya sebelah sisi utara sana, ada area sendiri dan ada tandanya juga,” ungkapnya. 

Saya sempat melihat ada beberapa makam yang tak terurus hingga tertutupi banyak ilalang. Ternyata makam tersebut merupakan makam pindahan dari beberapa wilayah yang digusur. “Iya, ini beberapa makam pindahan. Tidak ada keluarga yang datang jadi tak terurus seperti ini. Lahan makam disini juga sudah ada pelebaran karena banyaknya orang yang dimakamkan disini,” ujarnya. 

Komentar