Festival Tas Nusantara 2025 kembali digelar di Pendhapi Gedhe Balaikota Solo, Sabtu-Minggu (7-8/6/2025). Festara 2025 kali ini mengusung tema Inspirasi Tas Bahari, tema ini mengajak kesdaran masyarakat terhadap keberadaan Indonesia sebagai Negara Bahari yang penuh potensi ekonomi kreatif untuk ditumbuhkembangkan. Acara ini terus bergeliat menumbuhkan potensi produk tas-tas lokal nusantara.
Festara menjadi bagian dari upaya besar untuk melestarikan budaya kerajinan yang ada di nusantara, dengan tujuan memperkenalkan kerajinan lokal kepada masyarakat luas, sekaligus memberikan ruang bagi para perajin dan pengusaha lokal untuk menunjukkan produk mereka.
Ada berbagai rangkaian acara dalam Festara 2025 seperti pameran tas, bazaar tas, pertunjukan seni, sarasehan, talkshow, fashion show, anugerah Festara, kuliner Festara dan Workshop tas. Tahun ini, ada 44 UMKM artisan yang bergerak di dunia kerajinan tas nusantara ikut ambil bagian dalam FESTARA.
Dalam acara ini juga digelar sarasehan Festara, Tas Sebagai Media Pemajuan Warisan Lokal dengan menghadirkan beberapa pembicara diantaranya Dr. Tri Junianto Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah (HKI sebagai pelindung karya strategi kreator tas dalam mengamankan desain dan brand); Yayoek Soekardan dari Joglo Ayu Tenan (Penggerak komunitas dan praktisi industri kreatif (Strategi UMKM Tas naik kelas) dan Ernawati Purwaningsih (Pamong budaya ahli madya BPK wilayah X (Tas sebagai pemajuan budaya lokal).
Dalam talkshow dijelaskan pentingnya perlindungan Kekayaan Intelektual dalam industri tas lokal, serta memberikan perspektif regulasi dan peluang komersialisasi melalui sistem perlindungan hukum. Produk tas tidak hanya memiliki nilai estetika, tapi juga daya tarik dan potensi ekonomi tinggi jika dilindungi melalui sistem kekayaan intelektual. Desain yang baik adalah yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman bahkan setiap periode bisa melahirkan desain baru yang menarik minat pasar.
Diskusi yang berlangsung interaktif ini juga menyinggung perlunya memperkuat regulasi dan kolaborasi untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang sehat. Perlunya kolaborasi komunitas dan pemerintah untuk melakukan redeklarasi terhadap produk-produk warisan budaya agar dapat dihidupkan kembali dengan tampilan yang lebih modern dan bernilai komersial.
Disini juga dihadirkan salah satu owner brand dari Joglo Ayu Tenan, Yayoek Soekardan. Ini merupakan sebuah perusahaan asal Jogja yang berfokus pada perhiasan dan seni kain ramah lingkungan. Produk unggulan mereka adalah serial tas gudeg yang terinspirasi dari kuliner Jogja, menariknya lagi ini terbuat dari limbah kepompong ulat sutra.
Komentar
Posting Komentar