Momen tahun
baru China atau Imlek identik dengan Barongsai, Lampion dan Kue Keranjang. Makanan
khas kue keranjang ini hanya bisa ditemukan setahun sekali. Ada tempat
pembuatan kue keranjang yang sudah melegenda yaitu Kue Keranjang Dua Naga Emas.
Tempatnya agak dlesep masuk jalan sempit, Gang VI No.5 Sudiroprajan, Balong
Kecamatan Jebres.
Berdiri sejak
tahun 1970-an, kue keranjang ini bisa dibilang adalah pelopor bisnis di Kota
Solo. Tiga tahun lalu (2019), saya sempat melakukan wawancara dengan pembuat
kue keranjang Dua Naga Emas Balong. Bu Susana namanya, yang bikin saya bingung,
saat itu saya baru datang baru mau memperkenalkan diri dari media beliau sudah
mengatakan, Mbak dari beberapa hari yang lalu banyak yang datang mau wawancara
saya juga. Hampir setiap hari lho mbak saya sampe capek jawabnya dengan
pertanyaan yang sama. wkakakkak... wealah, ibu susana iki wis koyo artis di kejar-kejar
media akeh.
Sepertinya beliau
juga sudah tau apa yang mau saya tanyakan wkakakkaka. Kue keranjang Dua Naga
Emas merupakan usaha tradisi warisan keluarga. Dulunya kecil-kecilan bikin
sendiri untuk keluarga bu Susana dan dibagikan tetangga. Karena banyak yang
suka lalu dijual dan banyak pesanan hingga sekarang. “Saya membuatnya masih
tradisional dengan resep turun temurun, kualitasnya saya jaga sejak dulu” ujarnya.
Lanjut ke
Lampion, biasanya setiap imlek ada lampion yang dipasang di area Pasar Gede
Solo dan jadi tempat buat jepret-jepret. Ribuan lampion ini akan dipasang
selama satu bulan, ada lampion Shio juga.
Selanjutnya, Atraksi
Barongsai yang selalu ada saat perayaan Imlek. Saya pernah melakukan wawancara
dengan kelompok Barongsai Tripusaka Solo. Barongsai Tripusaka mengaku bisa
pentas hampir setiap hari selama momen Imlek. Adjie Chandra Pembina Barongsai
Tripusaka mengatakan, “Momen Imlek seperti ini, kami ada banyak jadwal pentas
salah satunya yang seperti disini,” ujarnya usai pentas.
Kebetulan, Pagi
itu ada pertunjukan Barongsai Tripusaka dengan menampilkan 4 Barongsai
tradisional selama satu jam. Barongsai Tripusaka sudah regenerasi pemain,
banyak pemain-pemain muda. Awalmulanya sebelum membentuk Barongsai Tripusaka
ini, Adjie mendirikan perguruan yang fokus pada seni dan olahraga Wushu. Jelang
pergantian Pemerintahan tahun 1998, mereka melihat ada potensi lain yaitu
Barongsai. Lalu, pada 5 Februari 1999 cikal bakal Barongsai pun lahir dan
manggung pertama kali di Sriwedari.
Lalu, Grebeg
Sudiro perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa yang ditandai dengan kirab kue
menggunakan Jodang di Sudiroprajan. Tapi, selama pandemi beberapa event tahunan
akan ditiadakan demi keamanan.
Komentar
Posting Komentar