Sala Hatedu 2019, Ajang Silahturahmi Komunitas Teater Se-Indonesia

 


Sala Hatedu 2019, Ajang Silahturahmi Komunitas Teater Se-Indonesia

Sala Hatedu kembali digelar di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah. Pertunjukan teater dan pembacaan karya sastra tersebut diikuti oleh puluhan komunitas teater diseluruh Indonesia. Hatedu (Hari Teater Dunia) diperingati setiap tanggal 27 Maret dan di Solo sudah dilaksanakan untuk keenam kalinya.

Turah Hananto selaku Ketua Acara Sala Hatedu mengatakan, “Ini sebagai ajang silahturahmi, tukar pikiran dan ngumpul bareng komunitas pecinta teater di berbagai kota. Disini para komunitas ingin menyalurkan hobi dan bakat. Setiap tahun selalu bertambah, mereka secara sukarela datang dari berbagai kota ke Solo untuk merayakan acara Hatedu ini. Seharusnya Hatedu digelar 27 Maret kemarin namun karena ada pemilu dan berbagai hal lainnya makanya kami undur acaranya di akhir bulan april ini”, tuturnya di Wisma Seni TBJT Senin (22/4/2019).

Perayaan Hatedu kali ini mengangkat tema Membaca Millenial. Ada 50an komunitas teater dari dalam maupun luar negeri yang akan tampil. Diantaranya, Komunitas Teater Surakarta (Kelompok Puspa SMA Al Firdaus, Jaringan Teater Pelajar, Teater Gidag Gidig, Teater Depan Politama, Sanggar Seni Kemasan, Sanggar Pasinaon Pelang), Lamongan (Mahrus Ali, Teater Ginyo, Dhoet Teater), Wonosobo (Sanggar Jagad Kahyangan), Jogjakarta (Yan Jangkrik, Dkk, Pasca Manusia Pra Sampah, Jam Malam), Surabaya (Teater Kusuma, Ragil Theatre, Esto Theatre, Teater Wilwatikta), Jakarta (Prodi Seni Teater FSP-IKJ, Teater Jiwa, Teater Keliling), Riau (Street Theatre), Salatiga (Ardilla Diastasari) dan Kendal (Teater Koplak, Teater SOCA). Sedangkan dari luar negeri ada dari Malaysia (Teater FiTa, Mawar Zainal Ariffin, Tepak Tellaz) dan Singapura (Teater Singa Muntah).

Salah satu teater yang tampil saat itu dari Lesehan Teater Kampus, LETKAS (Surakarta). Mereka menampilkan pertunjukan berupa Pantomim dan teatrikal puisi dengan pemain Hana Imara, Attaufiq, Nanda dan Ucil. Sinopsisnya yaitu makin hari makin susah saja menjadi manusia yang manusia, sepertinya menjadi manusia adalah masalah buat manusia. Letkas (lesehan tetare kampus sesoloraya) berawal dari beberapa pertemuan penggagas dari beberapa perwakilan kelompok teater kampus yang ada di Solo raya, akhirnya desember 2017 disepakati terbentuknya forkom teater kampus Soloraya dan pada akhirnya nama di ubah sesuai kesepakatan bersama menjadi LETKAS dan di deklarasikan.

Acara yang digelar selama tiga hari ini (21-23/4/2019), juga diisi berbagai kegiatan lainnya seperti pantomim, seni instalasi, sarasehan, musikalisasi puisi, workshop dan pembacaan karya sastra. Acara ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.





UNS Tourism Expo 2019, Usung Tema Road To Digital Tourism

Mahasiswa D3 Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya (Formatgata UPW FIB) menggelar UNS Tourism Expo yang ketiga kalinya. Acara yang mengusung tema "Road To Digital Tourism" ini diadakan di Danau Universitas Sebelas Maret, Senin (24/6/2019).

Pameran ini menghadirkan belasan stan dan 5 desa wisata yang ada di Soloraya. Pengunjung yang disasar berasal dari berbagai kalangan, yaitu wisatawan asing maupun domestik, pejabat setempat, pengusaha, pelajar, mahasiswa dan berbagai stakeholder.

Pameran ini juga menggandeng agen perjalanan, desa wisata, kuliner dll. Selain menyediakan berbagai stand yang bisa dikunjungi terdapat pula panggung utama untuk performing art dari KKMS (Komunitas Keroncong Muda Surakarta), Outplain, DJ Henry, presentasi dari masing-masing desa wisata dan masih banyak lagi.

Wakil Ketua Panitia Restuning Fitriasari mengatakan,  ini merupakan event tahunan dan yang ketiga kalinya, Expo Tourism kali ini mengambil tema Road To Digital karena ini sudah memasuki eranya digital. Sudah serba digital seperti pesen tiket untuk akomodasi sudah secara online. Apa-apa melalui aplikasi online. Jadi melalui acara ini kami mengajak beberapa desa wisata terutama yang masih tradisional agar bisa mempromosikan pariwisatanya secara modern. Seperti desa wisata Kampung Batik Laweyan yang sudah menggunakan cara modern dalam promosinya. Sebenarnya, tujuan dari UNS Tourism Expo sendiri adalah untuk memperkenalkan desa wisata di kawasan Soloraya.

UNS Tourism Expo 2019 ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo.  Selain pameran ekspo juga diisi dengan talkshow bertajuk Community Based Tourism Vs Digital Tourism dengan pembicara Hannif Andy Al-Ansori (Tourism Development Consultant).

 



Forum Perantara gelar Seni Budaya Nusantara di Solo

Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara (Perantara) menggelar acara Gelar Seni dan Budaya Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 di Gedung Bale Tawangarum Balaikota Surakarta, Jumat (12/7/2019). Acara yang mengambil tema internalisasi nilai-nilai budaya pancasila tersebut terselenggara berkat kerjasama Badan kesatuan bangsa dan politik provinsi Jawa Tengah dengan persaudaraan antar etnis perantara Jateng.

Acara hanya digelar sehari dengan menampilkan 8 etnis dari berbagai Provinsi seperti Jambi, Lampung, Palembang, Sumba, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Riau dan Kalimantan Barat.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian dilanjutkan penampil pertama dari IKPMJ (ikatan keluarga pelajar mahasiswa Jambi). Etnis dari Jambi menampilkan tarian sekapur sirih. Tarian ini merupakan tarian tradisional dari daerah Jambi. Tari ini diartikan dengan sikap keterbukaan masyarakat Jambi dalam menyambut tamu. Melalui tarian ini dapat dilihat bahwa ada perasaan bahagia dan rasa syukur dalam setiap penyambutan yang ada.

Penampil selanjutnya dari IKAMALA (ikatan keluarga mahasiswa lampung). Etnis tersebut menampilkan tarian Tari Sembah Siger Pengunten yang diiringi musik khas Lampung. Tarian ini merupakan tari kreasi baru dari daerah lampung. Tarian ini merupakan tarian untuk menyambut tamu penting.

Ketua panitia acara Adzani Iqbal Al Rasyid mengatakan, acara ini digelar untuk melestarikan budaya di berbagai daerah. Kami menggabungkan 8 etnis mulai dari tarian, musik etnis, pakaian adat di pagelaran seni nusantara kali ini. Acara hanya kami gelar sehari dan menampilkan berbagai etnis budaya daerah, ujarnya.

 

 

Komentar