Kreativitas anak-anak mahasiswa Solo memang patut diakui. Sudah banyak karya seni dan instalasi yang mereka hasilkan. Ini membuktikan bahwa kualitas mahasiswa dan pelajar di Solo tidak kalah dengan mahasiswa dan pelajar di kota besar lainnya. Berikut beberapa event mahasiswa di Kota Solo.
Progdi Seni Rupa UNS Menggelar Pameran Art Edu Care # 10 di TBJT Jawa Tengah
Program Pendidikan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar Pameran Seni Rupa Internasional
Art Edu Care ke-10. Edisi dasawarsa kali ini terbilang spesial karena mengambil
tema “For Public Re-Public” yang dimaksudkan mengajak pengunjung untuk mengenal
lebih dalam tentang sebuah karya seni terutama seni rupa.
Diacara ini enggak hanya menampilkan
arsip karya seni dari mahasiswa dan alumni Progdi Seni Rupa UNS namun sebagaian
karya siswa juga ditampilkan di dalam pameran ini. Salah satunya adalah karya
Art Edu Care edisi ke-3 dari Mix Media (12 Maret 2012) berjudul Berbeda-beda
tapi tetap satu rupa. Karya ini menggambarkan suatu peristiwa yang cukup
menarik yaitu proses birokrasi yang cukup membuat kepala anak Pendidikan Seni
Rupa kala itu cukup panas. AEC #3 merupakan satu-satunya AEC yang diadakan
didalam kampus satu UNS. Kala itu AEC ingin dikenalkan kepada warga UNS
sendiri, namun dibenturkan dengan proses birokrasi yang tak mudah. Maka dari
itu konsep karya yang hadir disini diambil dari proses penting namun terkadang
sering diabaikan dalam sebuah penggarapan pameran yaitu birokrasi.
Sementara karya dari siswa yang
dipamerkan yaitu sebuah karya menarik dari Awit Khumanggana FS. Pd &
Muhammad Praditya Arifian Zein. Karyanya berupa sket on paper A4 Kolase, Fian
salah satu siswa SMP Lazuardi Kamila – GIS yang merupakan siswa berkebutuhan
khusus. Namun, goresan karya Fian luar biasa unik, persepsinya menggambar dari
sudut-sudut yang jarang sekali kita duga. Beberapa tahun belakangan ini dia
selalu berkarya, mengasah terus kemampuannya. Karya yang dipamerkan berupa
sketsa kereta api, goresan sketsanya maupun tingkat kedetailannya jelas dalam
menggambarkan kereta api dan latar belakang suasana dalam kereta.
Pameran Art Edu Care ini dibentuk atas
kegelisahan mahasiswa tentang pendidikan seni rupa yang hanya dipandang sebelah
mata, lalu dosen dan mahasiswa berinisiatif untuk membuat pameran. Namun
pameran tersebut tidak meninggalkan sedikitpun kepedulian terhadap pendidikan
yang bermasyarakat.
Anom Muhammad Rais selaku Koordinator Karya Pameran Art Edu Care mengatakan, “Pameran ini merupakan arsip karya dari AEC #1 hingga AEC #9 yang kami kemas sedemikian rupa untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang sebuah karya seni.” Ujarnya.
Masih banyak karya-karya lainnya yang
dipamerkan total ada 15 karya dalam pameran.
Selain pameran ada beberapa rangkaian acara lainnya seperti Performance
Art oleh Punjung, Kerok, Yuan, Jajang, Edwan, Incread, Delegasi, Mural oleh
Setsukartoon, Art Edu Chord Performance dan masih banyak yang lainnya. Pameran Art Edu Care #10 digelar selama lima
hari 11-15 April 2019 di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta. Pameran
dibuka mulai pukul 09.00-21.00 WIB. Kamu hanya perlu menyiapkan uang 5k untuk
mendapatkan Sticker Art Edu Care, Limited Edition Postcard, Barcode Digital
Book Arteducare Satu Dekade dan Masuk Galeri TBJT.
Pameran Seni "Post Fest" 2019 memamerkan Karya Instalasi Unik Dari Limbah Plastik
Kampus lama
UNS yang bersejarah menjadi venue Pameran Seni Rupa DISTOPIA HIPNOSYS PLASTIK
oleh Mahasiswa & Dosen Fakultas Seni Rupa Desain UNS, pameran ini
mengangkat isu tentang lingkungan dan sampah plastik di kota besar khususnya
Solo. Pameran Seni Rupa ini berlangsung (30 Agustus-15 September 2019) di Ruang
Auditorium Kampus UNS Mesen.
Distopia,
Hipnosis Plastik menjadi tema pameran. Disini juga membuka ruang diskusi
bersama dan mengajak masyarakat tentang penggunaan plastik. Karena, tanpa
disadari kebanyakan masalah lingkungan berasal dari pola hidup manusia dan
peranannya.
Ngurah
Narotama salah satu panitia Pameran Seni Rupa Distopia Hypnosys Plastik
mengatakan, "Ini mengangkat fenomena sampah plastik serta dampaknya
terhadap lingkungan. Melalui pameran ini kami mengajak masyarakat untuk lebih
memahami tentang pencemaran lingkungan," ujarnya, Senin
(2/9/2019).
Total ada 9
karya yang dipamerkan terdiri dari 6 karya dosen, 1 karya mahasiswa FSRD UNS
dan 2 karya gabungan mahasiswa dan dosen. Beberapa karya yang ditampilkan
seperti karya Putut Handoko Pramono tentang hutan lindung dengan menampilkan
instalasi kayu jati. Lalu, karya Ratna Endah Santoso yang fokus tentang limbah
plastik hingga dijadikan sebuah karya seni berupa pakaian. Ada juga karya
Rahmanu Widayat (Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Sebelas Maret Surakarta) dengan judul The kingdom of Plastic (2019)
Mixed Media Instalation 500x500cm. Karyanya tentang filosofi Jawa yang mana
perumpamaan bahwa plastik mempunyai kerajaan tersendiri.
Selain
pameran, kegiatan festival di Kampus UNS Mesen akan dirangkai dengan
performance Fashion Show "Eco Fashion Distopia Hipnosys Plastik".
Performance yang akan menampilkan pertunjukan busana dengan desain-desain
fashion kreatif dan unik berbahan dasar sampah plastik di panggung terbuka Kampus Mesen UNS pada tanggal 7 September
mulai Jam 19.00.
Sekilas
tentang Post Festival merupakan gerakan yang digagas oleh Sardono W Kusumo dan
pada awalnya diselenggarakan oleh Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta.
Kegiatan tersebut mempunyai ujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada
masyarakat dengan sebuah festival kesenian. Hal ini juga didasari dengan
research, training, dan eksperimentasi yang dimentori oleh pakar-pakar seni
dengan mengedepankan kekuatan tiga pilar utama, yaitu para seniman individu,
Institusi, serta Komunitas kreatif.
Dengan
menampilkan berbagai acara yang meliputi pameran seni rupa, pemutaran film,
pertunjukan musik, fashion, tari, teater dan seni multimedia. Ciri dari Post
Fest adalah kompatibel dan bisa bersentuhan dengan potensi seni serta ruang
budaya yang beragam, itu sebabnya tahun ini digelar serentak di Jakarta dan
Solo.
Komunitas Happiness House Gelar Pameran Seni Rupa di Balai Soedjatmoko
Warna-warni karya visual dari para
perupa muda Solo menghiasi Ruangan di Bentara Budaya. Mereka adalah para
komunitas Happiness House yang menggelar pameran seni rupa.
Komunitas Happiness House adalah
komunitas seni rupa yang terbentuk pada tahun 2015. Beranggotakan sebagian
besar mahasiswa seni rupa murni FSRD UNS dari berbagai angkatan. Program yang
sudah dijalankan komunitas Happiness House cukup banyak meliputi diskusi seni
rupa, bedah karya, pameran bersama maupun tunggal dan proyek seni lainnya. Ini
merupakan Proyek bersama dan sudah berjalan beberapa kali. Proyek ini biasa
disebut Happiness Art Project atau proyek seni bahagia. Komunitas Happiness
House beranggotakan Amri Faqihudin, Andri Wijaya K, Agusu, Chairol Imam,
Dionisius Krisnambudi, Hario Gembel, Hermawan Prastya dan Lahir Setya B.
Pameran Seni Rupa kali ini mengambil
tema orak-arik. Tema orak-arik merupakan sudut pandang, gagasan dan persepsi
dari komunitas tersebut. Ada 40 karya dari 8 perupa di berbagai latar belakang
mahasiswa aktif Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Berbagai karya
yang dipamerkan dengan teknik visual.
Lalu, mereka menggunakan bahan dan alat seperti Acrylic, Pastel, Kanvas
dll. Salah satu contoh karya yang dipamerkan berjudul King n Queen karya Agusu.
Semua karya dikuratori oleh Sigit Purnomo dan IGN Marutama.
Pameran Seni Rupa ini digelar selama
lima hari di Bentara Budaya Solo Balai Soedjatmoko mulai pukul 09.30-21.30 WIB
(25-29/4/2019). Enggak hanya pameran, juga diadakan workshop berjudul Wacana
Seni Rupa Kontemporer oleh Prof Narsen Afatara dan Bonyong Munny Ardhie yang
berlangsung pada Jum’at, 26 April 2019 pukul 19.00 WIB. Pameran ini dibuka
untuk umum dan gratis.
Pameran Seni Rupa merupakan salah satu
bentuk apresiasi yang bagus untuk bersosialisasi dalam hal seni khususnya seni
rupa. Selain sebagai sarana sosialisasi juga sebagai ajang eksistensi sebagai
seorang seniman. Para seniman dengan berbagai kebutuhan dan kebiasaan yang
berbeda-beda, memiliki cara pandang masing-masing. Sikap dan perilaku seni yang
dituangkan bisa menjadi bentuk apresiasi yang berbeda-beda walaupun berada
dalam latar belakang yang sama.
Kota Solo Menjadi Tuan Rumah Acara Temu Karya Mahasiswa Desain Interior ke-14
Temu Karya
Mahasiswa Desain Interior (TKMDI) ke-14 digelar di Kampus ISI II Mojosongo,
Rabu-Jumat (18-20/10/2019). Tahun ini Solo dipilih menjadi tuan rumah program
dua tahunan sekali ini. TKMD ke-14 merupakan salah satu kegiatan Desain
Interior yang diikuti oleh Universitas se-Indonesia yang memiliki Program Studi
atau Jurusan Desain Interior.
Event yang
rutin digelar ini menjadi ajang pameran hasil karya mahasiswa desain interior
se-Indonesia. "Program ini mempunyai tujuan sebagai study banding karya
antar mahasiswa. Jadi, kami bisa bertukar pikiran tentang karya desain interior
ini, apa yang kurang dari karya kami dan kami juga bisa menilai kekurangan
karya mereka," ujar Zidan salah satu panitia.
Ada 26
delegasi yang ikut dalam acara TKMD ke-14 yaitu Universitas Mercubuana,
Institut Kesenian Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara,
Sekolah Tinggi Desain Interstudi, Institut Teknologi Bandung, Institut
Teknologi Nasional, Universitas Kristen Maranatha, Telkom
University, Institut Seni Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh
November, Universitas Kristen Petra Surabaya, Insititut Seni Indonesia Denpasar,
dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Dengan
acara ini Mahasiswa-mahasiswa Jurusan
Desain Interior diharapkan kelak akan menjadi desainer-desainer interior
terkemuka yang akan dapat membantu mempromosikan sekaligus menggunakan
produk-produk penunjang interior serta dapat menjadi partner kerja.
Zidan
menambahkan untuk bisa ikut dalam acara ini ada beberapa tahapan seperti harus
lulus dari karya tinjauan terlebih dahulu. Setelah itu baru bisa menjadi
anggota Himpunan Mahasiswa Desain Interior.
Acara TKMDI
sudah dibuka di hari pertama oleh Rektor Insitut Seni Indonesia Surakarta, Dr.
Guntur, M.Hum di Pendhapa GPH Joyokusumo Kampus Kentingan, Rabu (18/9). Dalam
sambutanya Rektor mengungkapkan bahwa pada hakikatnya, desain adalah problem
solver, kita punya sejarah arsitektur yang begitu membanggakan seperti Candi
Borobudur, demikian juga mestinya dibidang Interior.
TKMDI ke-14 tidak hanya memamerkan karya saja tetapi juga
kegiatan seperti Pameran Karya, Seminar, Workshop,
Ekskursi, Produk knowledge dan Material Expo. Acara ini juga akan dimeriahkan
dengan berbagai performance dan bazzar makanan.
Komentar
Posting Komentar