Awalnya saya
tidak mengerti apa itu Tera dan bagaimana pengujiannya? Saya baru tahu hal ini
ketika saya mengurus tagihan air rumah yang tiba-tiba membengkak (rodho drama yo
lha piye yen ra diurus mengko suwe-suwe isoh bangkrut). Dua bulan tagihan air
naik hingga 4 kali lipat (po ra ngeri), enggak seperti biasanya. Kemudian, Saya
melapor ke kantor PDAM cabang Kartopuran. Pihak PDAM mengecek dan mencocokan
data stan meter (foto di TKP) dengan jumlah tagihan bulan-bulan sebelumnya. Ditemukan
data pemakaian pelanggan yang tidak wajar (padahal untuk pemakaian rumah
tangga).
Saya bingung
kenapa bisa seperti ini karena saya merasa pemakaian masih sama seperti
bulan-bulan sebelumnya. Pihak PDAM menyarankan untuk melakukan pengujian
kalibrasi terameter. Apakah kemungkinan tera mengalami kerusakan, atau terjadi
kebocoran pada selang air, apabila pemakaian dirasa masih wajar. Disini
ternyata bukan cuman saya yang mengalami masalah seperti ini, ada dua orang
yang bahkan lebih parah dengan tagihan yang jauh lebih besar.
Sebelum
melakukan pengujian kalibrasi terameter, ada biaya pengecekan 15rb. Dua hari kemudian
petugas datang kerumah untuk mengambil tera dan mengganti dengan tera yang
baru. Tera yang baru ini berbeda, lebih akurat dan lebih awet karena dikirim dari
kantor pusat Metrologi begitu kata petugas.
Lalu, meteran lama
dibawa ke lab pusat PDAM untuk di uji apakah rusak atau tidak. Apabila terbukti
rusak maka akan ada pengurangan tagihan pelanggan. Pada kasus saya tetap saja
masih besar tagihannya, untuk pengurangan hanya berapa persen saja dari hasil
perhitungan uji kalibrasi.
Kasus seperti ini kemungkingan banyak terjadi akan tetapi karena proses mengurusnya panjang maka dibiarkan saja. Saya datang ke lab untuk melihat proses pengujian menggunakan alat bernama Test Ben dan hasilnya memang tidak normal. Alat ini untuk mengetahui akurasi atau keakuratan meter air tersebut, apakah masih normal atau mengalami kerusakan. Pengecekan tera ini selama 10 menit dengan perhitungan menggunakan rumus.
Petugas lab PDAM
membuatkan berkas laporan hasil uji lab terameter, saya diarahkan ke bagian
administrasi untuk proses pengurangan tagihan. Hasil uji tera memang tidak
normal namun biaya tagihan tidak normal tetap dibebankan kepada pelanggan. Semisal
ini terjadi ke banyak orang berapa banyak kerugian yang dibebankan kepada
pelanggan (kalau sedikit tidak terlalu berat namun jika banyak maka sungguh
memberatkan).
Saya membaca
hasil laporan stan meter tertulis taksiran (saya melihat petugas rutin mengecek
ke lapangan). Adapun dengan alasan keamanan (pandemi covid) membatasi petugas ke
lapangan, pihak PDAM harusnya meminta kerjasama dengan pelanggan untuk
memfotokan stan meter. Saya juga sempat bertanya kepada petugas cek di lapangan
bahwa pihaknya sudah mengirimkan foto cek meteran air semua pelanggan ke kantor
melalui aplikasi. Disini bisa dilihat keteledoran yang sangat merugikan
pelanggan.
Saat itu juga,
saya jadi berpikir bila ini tidak langsung saya urus atau saya biarkan begitu
saja, kerugian semakin banyak. Pemakaian air yang terus berjalan dengan
perhitungan terameter yang rusak saat itu. Karena mau tidak mau pelanggan tetap
harus membayar walaupun bukan kesalahan dari pelanggan.
Beberapa bulan
yang lalu, air PDAM juga sempat keruh dan mengandung pasir, ini berlangsung
selama beberapa hari. Padahal PDAM mengambil sumber air baku dari mata air
Cokrotulung. Ini sebagai masukan saja untuk Perusahaan Daerah Air Minum Toya
Wening agar lebih meningkatkan kualitas pelayanannya kepada para pelanggan di
Kota Solo.
Meteran Baru
Komentar
Posting Komentar