Liputan Festival Kain Nusantara.....

Melihat Koleksi Batik Walang Kekek di Solo, Terdapat Batik Era Presiden Soekarno

Batik telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia. Penetapan ini berdasarkan pengakuan UNESCO terhadap batik milik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Kini, batik telah melekat dan menjadi bagian masyarakat Indonesia.

Untuk tetap melestarikan salah satu warisan budaya tersebut, berbagai brand batik bermunculan seperti Batik Danar Hadi, Batik Semar, Batik Keris, Batik Laweyan, Batik Kauman dll. Di Solo juga terdapat sebuah brand batik unik bernama batik Walangkekek. Sebuah brand batik milik penyanyi keroncong legendaris Waldjinah. Galeri batik yang berada di Jalan Nakula Rt.02/RW.14, Grogol Indah, Telukan, Sukoharjo ini dikelola oleh anak menantu Waldjinah yaitu Ester Wulandari.

Batik yang tersedia berupa kain batik kelas premium dengan kualitas terbaik. "Batik disini memang dengan kualitas terbaik. Pengerjaannya 6-8 bulan dan proses pembuatan secara handmade. Seperti batik Sawunggaling, Naga Belah Ketupat dan Gurdo Ageng, ujarnya di Galeri Batik Walangkekek, Kamis sore (4/10/2019).

Ester juga sempat menunjukkan beberapa koleksi batik milik Waldjinah. Salah, satunya adalah batik yang pernah dikenakan saat menerima penghargaan di Istana negara oleh Bung Karno, batik tersebut yang di kenakan saat pentas di Suriname.

Beberapa koleksi batik lainnya yang juga pernah dipakai Waldjinah masih tersimpan rapi di Galeri Batik Walangkekek. Ester menambahkan, "Ciri Khas Batik Walangkekek ini memang terinspirasi oleh ibu Waldjinah. Semua motif saya padu padankan nuansa tradisional dan modern. Kami hanya ingin mengembalikan nilai batik ke asalnya, sesuai filosofinya, menghargai proses pembuatannya. Maka batik disini motifnya eksklusif, bila ada yang pesan kami akan buatkan khusus hanya untuk pemesan. Jadi, tidak ada yang sama antara batik yang satu dengan yang lainnya," tutur owner Batik Walang Kekek tersebut.

Batik Walangkekek selalu mengutamakan kualitas batik premium dan ekslusif sehingga harga yang ditawarkan juga sepadan. Mulai dari 1,5 juta hingga 25 juta. Selain kain batik dengan harga fantastis, juga dijual batik milenial, dengan harga yang lebih ekonomis. Banyaknya peminat batik maka Brand Batik Walang Kekek akan membuka galeri baru di beberapa kota lainnya seperti Jakarta dan Bali.

Di liputan ini, saya melihat koleksi batik Era Presiden Soekarno. Walah, wis suwe banget tapi ijik awet batik’e. Namun, batiknya tidak boleh dikeluarkan karena sudah lama sekali (biar tetap awet) hanya bisa dilihat dari kaca penyimpanan. Disini juga ada studio musik ternyata. Sing seneng keroncong seperti bu Waldjinah isoh sinau musik keroncong nang kene.

 

                                                              Batik Naga Belah Ketupat
 




Kain Ulos Mangiring dan Bintang Maratur dipamerkan di Festival Kain Nusantara

Mau melihat beragam kain Nusantara seperi Tenun Sumba, Batik Solo dan Ulos Batak, kamu bisa mengunjungi Festival Kain Wastra Nusantara (29-30/3/2019). Kain-kain tersebut bakalan dipamerkan di Pendhapa Pura Mangkunegaran.

Dalam Festival kali ini juga menampilkan kain seperti Ulos Mangiring dan Ulos Bintang Maratur. Kedua kain ulos tersebut dibawa langsung dari Pulau Samosir (Sumatera Utara).

Ulos Mangiring memiliki motif dan corak yang saling beriringan. Ulos ini berasal dari tenun Tarutung yang berwarna biru, hijau, kuning, merah dan benang emas. Ulos ini melambangkan kesuburan dan kesepakatan, Ulos Mangiring adalah kain ulos pemberian orang tua kepada anaknya sebagai simbol (ulos parompa). Kain Ulos yang digunakan sebagai kain gendongan anak bayi yang baru lahir. Tradisi ini dilakukan bagi anak yang sudah berumah tangga. Pemberian  Ulos Mangiring juga disertai dengan doa dan pengharapan untuk lahirnya generasi emas di masa depan. 

Sedangkan, Ulos Bintang Maratur adalah jenis ulos yang paling banyak digunakan di dalam acara adat batak. Motif dan corak kain ulos ini yaitu zigzag mirip gelombang nadi (naik-turun) atau lebih mirip dengan gelombang suara. Ulos Bintang Maratur biasanya diberikan pada saat syukuran atau selamatan tujuh bulanan. Diberikan oleh orang tua dari pihak perempuan untuk anak perempuannya. Ini bermakna agar anak yang baru lahir mendapatkan berkah dan banyak rezeki. Kain Ulos Bintang Maratur berusia kurang lebih 340 tahun. Sedangkan, kain Ulos Mangiring berusia 100 tahun. 

Selain, kedua kain ulos diatas ada juga kain ulos yang lain dan dengan berbagai motif. Di acara tersebut juga dipamerkan proses pembuatan kain ulos maupun kain tenun dengan sistem tradisional atau masih menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). 

Pada umumnya, masyarakat (Batak) memakai kain Ulos sebagai ikat kepala untuk pria dan penutup kepala untuk wanita sebelum mereka memiliki anak. Saya memang belum pernah pergi ke pulau Samosir, biasanya hanya melihat di televisi hahaha. Melihat budaya baru seperti ini menarik, kain Ulos asli dari Sumatera Utara, melihat penampilan tarian dari Trifosa Evia Dami dari Nusa Tenggara Timur. 

Kalau, ada kesempatan suatu saat nanti ingin mengunjungi pulau yang terkenal dengan Danau Tobanya tersebut.

 

                                                   ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)


Melihat Batik Mushaf Al Quran di Kampung Laweyan

Kampung Laweyan memang identik dengan sentra penghasil batik. Berbagai motif dan jenis batik khas Solo ada disini seperti batik tulis maupun batik cap. Namun, kali ini ada yang menarik dari kampung Batik Laweyan yaitu terdapat Batik Mushaf Alquran yang dibuat pada selembar kain besar.

Salah satu sentra bernama Mahkota Batik yang terletak di Jalan Sidoluhur, No 9 Sayangan Kulon, Laweyan Surakarta menjadi tempat dimana Batik Mushaf Alquran tersebut dibuat. Beberapa lembaran-lembaran kain batik berisi tulisan ayat Alquran sudah hampir selesai dibuat ketika itu.

Proses pembuatan batik Alquran melalui proses panjang, mulai dari menjiplak Ayat Alquran lalu menulisakannya dengan pensil diatas kain, menebalkannya dengan canting, membuat motif batik hingga mewarnainya. Semua proses tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Salah satunya bernama Sarwono yang bertugas menebalkan ayat Al Quran dengan canting. Pada proses ini perlu hati-hati dan ketelitian yang tinggi. Sarwono mengatakan, “Kesulitan membuatnya tidak ada, tapi biar enggak keliru saya melihat tulisan di Al quran terlebih dulu, baru menebalkannya di kain ini. Semua proses pembuatan Mushaf Alquran dilakukan secara manual,” ujarnya.

Alpha Fabela Priyatmono pemilik sekaligus penggagas dari Mushaf Batik mengatakan, “Ide awalnya dari Mushaf Batik Alquran ini terinspirasi dari Al Quran follow the line. Itu adalah Al Quran tulis untuk membantu proses pembelajaran Al Quran anak. Metode menulis Al Quran dengan cara menebalkannya. Sebenarnya ini salah satu proses edukasi juga untuk masyarakat dalam membaca, menulis, memahami serta bisa melaksanakan isi kandungan Al Quran. Selain itu, ini juga menggambarkan budaya melalui motif batik yang dibuat,” ujarnya, Selasa (21/5/2019).

Saat ini, pengerjaan Mushaf Alquran sudah sampai juz ke-28 ayat 44. Tulisan yang dibuat diatas kain putih dengan ukuran yakni 95x115 cm sudah dikerjakan selama 3 tahun sejak tahun 2016. Ini menjadi Mushaf Batik Al Quran pertama dan satu-satunya didunia.

Alpha menambahkan, “Setelah selesai, ini akan menjadi koleksi kami, lalu sebagian besar akan kami jilid dan sebagian lainnya akan kami display. Selama masih proses, tentunya akan dikoreksi kembali sebelum nantinya diresmikan,” imbuhnya.

 



Komentar