Belajar teknik menanam ala Jepang "Kokedama"

Budi daya tanaman hias kian diminati masyarakat. Apalagi pada masa pandemi seperti saat ini, kegiatan banyak dilakukan dirumah saja. Untuk mengatasi kebosanan banyak yang memanfaatkan waktunya untuk berkebun. Dulu, saya pernah meliput tentang pameran tanaman hias. Uniknya, ada kegiatan menarik yaitu belajar teknik menanam ala Jepang atau Kokedama.

Salah satu teknik unik menanam ala Jepang yaitu Kokedama. Teknik menanam dilahan terbatas dengan media tanah, lumut dan serabut kelapa. Arin instruktur mengatakan, "ini salah satu teknik menanam untuk lahan yang terbatas atau sempit. Teknik kokedama ini juga enggak terlalu rumit, yang diperlukan hanya pot, tanah, benang, pupuk, rami dan lumut. Cara perawatannya juga sama seperti tanaman lainnya yaitu hanya disiram air setiap hari, ujarnya.



Saat itu, Arin memeragakan dan mengajarkan teknik menanam ala Jepang ini kepada beberapa pengunjung pameran. Seru sekali melihatnya, selain itu ada ratusan tanaman hias dari berbagai jenis turut dipamerkan. Seperti, Bunga Anggrek, Kaktus, Aglonema, Philodrendon, Lidah Mertua dll. Saya bisa melihat dan belajar bagaimana caranya bercocok tanam. Berbagai jenis pupuk juga tersedia seperti sekam bakar, cocopeat, Bio Ekstrim, kompos kambing dll.

Dalam pameran tersebut saya sempat bertanya bagaimana cara menanam yang benar agar tanaman tidak mudah mati. Karena, setiap tanaman mempunyai proses perawatan yang berbeda-beda.

Lalu, beberapa produk pupuk juga disesuaikan dengan proses menananmnya. Semisal, baru awal menanam harus menggunkan pupuk tertentu lalu setelah berkembang dan tumbuh diganti dengan pupuk yang berbeda agar menghasilkan bunga dan buah yang berkualitas dan serta bagus.

Beberapa produk bunga beserta potnya dijual dengan harga bervariasi. Anggrek bulan dengan harga 150rb, kaktus dengan harga 15rb dan lidah mertua 30rb. Sementara untuk pupuk dari produk distributor Toko Trubus dengan harga 100rb. Disana juga tersedia majalah dan buku panduan menanam serta merawat tanaman secara benar.

Saya jadi ingat dulu waktu di Jakarta, ada tetangga yang suka menanam tapi menggunakan media spon. Tetangga saya itu tidak menggunakan media tanah tapi media tanam hidroponik untuk menanam sayur selada. Spon yang digunakan yaitu yang biasa untuk alat pencuci piring, hanya diberi air dan bibit tanaman. Bahkan, hasil tanaman selada bisa dikonsumsi untuk sayuran.  

Berbagai tanaman hias mulai banyak dicari untuk hobi baru berkebun di masa pandemi seperti sekarang.  Bahkan, bisnis tanaman hias bisa menjadi salah satu bisnis yang lumayan.





Komentar