Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia Road To Campus, Seminar Nasional “Yang Muda Yang Berkarya”
Mengikuti sebuah
seminar apalagi dengan pembicara yang menarik selalu menjadi hal yang seru.
Beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan September telah digelar kongres
wartawan ke XXIV di Kota Solo. Nah, kali ini saya mengikuti Seminar
Nasional bertajuk yang muda yang berkarya, dengan tema Generasi Millenial
Optimis Menatap Perubahan. Seminar Nasional ini dalam rangka Kongres XXIV
Persatuan Wartawan Indonesia 2018. Seminar Nasional digelar di Auditorium
Muhammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kamis (27/9/2018).
Seminar kali ini
menarik karena menghadirkan beberapa narasumber berpengalaman dan profesional
dalam bidang media. Narasumber tersebut seperti, Meydiatama
Suryodiningrat (Direktur Utama LKBN Antara), Fikar Muhammad (CEO
CeknRicek.com), Agung Yudha (Kepala Kebijakan Publik dan Kepala Perwakilan
Twitter Indonesia) dan Agus Sudibyo (Direktur Indonesia New Media Watch).
Ada beberapa hal yang disampaikan
pembicara, Agung Yudha dari Twitter Indonesia salah satunya. Pengguna terbanyak twitter salah
satunya dari Indonesia. Media sosial twitter bukan hanya sebagai ajang curhatan
semata. Banyak penulis, tokoh penting, orang yang ahli menjadi pengguna
twitter. Bahkan sekarang para HRD perusahaan banyak yang melirik twitter
sebagai wadah untuk mengenali karyawan. Twitter bisa menjadi portofolio untuk
para job seeker. Agung juga menambahkan, “kalian
yang punya hoby gambar bisa mempublish hasil karya ke media social. Your tweet
is your CV,” terangnya.
Meydiatama Suryodiningrat (Direktur
Utama LKBN Antara), bercerita banyak bagaimana peran seorang wartawan. Era
digital saat ini banyak memunculkan istilah baru jurnalisme. Seperti, Citizen Jurnalisme. Ada beberapa hal yang
membedakan antara wartawan dan citizen jurnalisme. Meydiatama memaparkan dalam
kaidah jurnalistik selalu menekankan fakta dilapangan. Klarifikasi, klarifikasi
dan klarifikasi dalam menulis sebuah berita. Walaupun, seorang wartawan dilindungi
dewan pers dan undang-undang profesi namun seorang
wartawan harus selalu cross check dengan
sumber terpercaya. Citizen jurnalisme atau jurnalis warga bahwa siapapun bisa
memberitakan sesuatu. Berkembangnya, era digital saat ini bisa memunculkan
unsur berita hoax.
Agus Sudibyo (Direktur Indonesia New
Media Watch) memaparkan, “Masyarakat
Indonesia sekarang ini sudah dikatakan homo digitalis, semua dijalankan serba
digital. Bahkan menurut pakar komunikasi di AS menyatakan masyarakat dunia
telah menjadi budak teknologi. Sehingga, pilihannya hanya ada pada kita sendiri
karena dalam standar kesehatan maka paling lama membuka media sosial selama 3
jam 45 menit.”
Seminar PWI Road To
Campus dalam rangka menyambut Kongres PWI ke XXIV yang digelar di Sunan Hotel
Solo tanggal 27-30 September 2018. Tema Kongres kala itu adalah Menegakkan Pers
Kebangsaan Yang Independen, Profesional dan Berintegritas. Kongres kali ini diikuti
sekitar 150 orang peserta dan peninjau oleh perwakilan dari 34 provinsi
se-Indonesia. Adapun rangkaian kegiatannya seperti Sarasehan Nasional dengan
tema Pers Kebangsaan dan Pembangunan di Era Digital dengan pembicara Oesman
Sapta Odang (Ketua Umum Partai Hanura) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa
Tengah) di Monumen Pers (27/9/2018).
Komentar
Posting Komentar