Mencicipi Bubur Samin Khas Ramadhan


Pernah mencicipi bubur samin? Bubur khas Banjar ini dapat dinikmati setiap hari selama bulan ramadhan secara gratis. Tepatnya di Masjid Darussalam kelurahan Jayengan kecamatan Serengan Solo. Lokasinya masuk gang tepat di sebelah utara masjid Darussalam.
Mulai pukul 16.00 banyak warga Solo yang siap mengantri untuk menikmati bubur Samin. Hampir ribuan porsi bubur samin disiapkan per hari, proses meracik bumbu dan masakannya dilakukan sejak pagi. Bubur dimasak dengan bumbu khas Banjar dan sebagian besar yang memasak adalah kaum pria. Semua dalam porsi besar sehingga memasaknya pun harus menggunakan dandang berukuran jumbo. Rasa khas bubur samin tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Rasa rempah-rempah dan campuran cacahan daging sapi sungguh pekat terasa di lidah. Bubur Samin merupakan bubur khas Banjar yang kaya akan rempah-rempah seperti masakan khas arab.
Sejarahnya, mengapa bubur Samin khas Banjar bisa hijrah ke Solo ternyata dibawa oleh para pedagang batu mulia asal Martapura, Banjarmasin Kalimantan Selatan. Tradisi pembagian bubur samin untuk berbuka puasa ini sudah dilakukan sejak tahun 1965. Akan tetapi kala itu hanya terbatas di lingkungan masjid saja. Kemudian, sejak tahun 1980 bubur samin ini dibagikan gratis secara umum kepada warga Solo. Bubur samin hanya dibuat pada bulan ramadhan dan hari raya umat islam saja.
Warga Solo bisa mencicipi bubur samin untuk berbuka puasa di Masjd Darussalam, takmir masjid menyediakan bagi yang ingin berbuka puasa. Sebagian warga juga ada yang membawa rantang untuk dibawa pulang dan mencicipinya dirumah.
Pengunjung tidak hanya dari kota Solo saja namun beberapa daerah lain seperti dari Jogja juga ada. Mereka ingin mencicipi bubur khas banjar tersebut. Tradisi turun temurun ini akan terus dilakukan tiap tahun oleh warga banjar di Kota Solo sebagai bentuk peleburan budaya banjar melalui kuliner di Kota Solo.





Komentar