Kilas Berita Tahun 2017!!!!



Happy New Year 2018.... wis telat yo.... (yo wis ra popo).... Jika melihat kembali tahun 2017 lalu, ada serentetan peristiwa yang cukup menarik untuk diulas. Tiap kali nonton berita seringnya kalau tidak disuguhi pemilu ya tentang korupsi. Lha korupsi iki kok koyo’e menggiurkan opo yo? Lha buktine akeh banget lho sing korupsi, gek wonge rata-rata wong TOP kabeh. Opo duwite podho ijik kurang yo??? Lawong akeh sing pendapatan pas2an wae wis podho seneng sing penting isoh nggo urip. Sebenarnya apa yang mendasari para pemangku kekuasaan melakukan “KORUPSI”??? Banyak para pejabat publik dari berbagai daerah yang wira-wiri ke kantor KPK, mulai hanya menjadi saksi ataupun sudah menjadi tersangka. Dari sekian berita yang tersiar di media massa maupun cetak, kasus E-KTP yang menjerat mantan petinggi partai Golkar sekaligus ketua DPR Setya Novanto cukup menjadi sorotan. Kasus yang menarik publik ini masih berlanjut sampai sekarang dan entah sampai kapan akan selesai. Oh, mungkin bisa jadi drama tanpa ujung karena banyak pemain hebat yang terlibat didalamnya (mungkin saja).
Awal mula saya tidak terlalu tertarik dengan pemberitaan kasus ini toh paling kasus korupsi pada umumnya, yang mencuat kemudian hilang begitu saja (Gayus Tambunan gimana nasibnya sekarang). Namun, saya mulai tertarik ketika proses penetapan Setya Novanto dari saksi menjadi tersangka dengan disertai kejadian unik. Mega proyek yang memakan anggaran mencapai Rp 5,9 triliun dan merugikan Negara sebesar Rp 2,3 triliun. Saya mulai mencari berita tentang kasus e-KTP ini. Saya menemukan banyak sekali pemberitaan tentang kasus ini, sebelum kasus ini mencuat nama Setya Novanto sudah menarik perhatian publik dengan beberapa skandal. Masih ingat jargon “Papa Minta Saham” terkait masalah pencatutan nama presiden Joko Widodo tentang saham Freeport antara Presiden PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid. Tahun 2016, Setya Novanto melawan proses hukum di kejaksaan dengan melakukan gugatan uji materi atas Pasal 88 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 15 tentang pemberantasan UU Tipikor ke MK.
Setya Novanto sempat dicopot dari jabatannya saat itu dan digantikan oleh Ade Komarudin Kemudian, MK memenangkan Setya Novanto dalam uji materi itu dan kembali menjadi anggota DPR. MKD pun telah memulihkan kembali nama baik Setya pada kasus Papa Minta Saham. Kembali ke kasus proyek e-KTP (2011-2012), KPK memanggil Setya Novanto untuk diperiksa sebagai  tersangka, namun yang bersangkutan tidak hadir karena sakit. Beberapa hari KPK kembali memanggil namun lagi-lagi tidak hadir karena sakit bahkan kondisinya memburuk dan harus menjalani katerisasi jantung. November 2017 dilakukan penjemputan paksa namun yang bersangkutan tidak berada di rumah. Hingga akhirnya insiden “benjol sebesar bakpao” muncul, Setya Novanto mengalami kecelakaan tunggal menabrak tiang saat hendak ke kantor KPK.
Tidak hanya sampai disitu, pengacaranya Fredrich Yunadi dan dokter Bimanesh Sutarjo diduga bekerjasama melakukan manipulasi data medis Setya Novanto saat kecelakaan. Setelah pulih akhirnya Setya Novanto memenuhi panggilan KPK (kenapa mesti muter-muter dulu ya). Setyo Novanto kembali dicopot dari jabatan sebagai ketua umum Golkar dan ketua DPR digantikan oleh Bambang Soesatyo (ketua DPR), Airlangga Hartarto (ketua umum Golkar). Berita terbaru banyak muncul yang terlibat dalam kasus ini seperti Anang Sugiana Sudihardjo, Andi Agustinus alias Andi Narogong, Irman selaku Direktur Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Ir. Sugiharto, MM selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Bahkan, sempat mencatut nama mantan presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono. Ntahlah, kasus ini masih bergulir hingga sekarang dan masih muncul banyak lagi yang diduga terlibat. Kalau dirunut dari awal akan jadi panjang sekali. Kita lihat saja sampai dimana ujung drama kasus e-KTP ini. Kasus e-KTP saja belum selesai sudah muncul nama-nama baru yang yang terseret kasus korupsi lain (news update). Kapan y Indonesia bersih dari “KORUPSI”??

Kisah para pengungsi Rohingnya
Beberapa bulan yang lalu berita internasional banyak memuat tentang pengungsi Rohingya. Masih ingat pemberitaan para pengungsi Rohingnya yang terdampar di Indonesia tepatnya di kota Aceh utara melalui jalur laut. Mereka melarikan diri dari negaranya karena konflik. Rohingnya adalah etnis minoritas di Myanmar. Mereka hidup dibagian barat Rakhine. Mereka menghindari kekerasan di daerahnya banyak di antara orang-orang Rohingya yang melarikan diri ke pemukiman-pemukiman kumuh dan kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh. Mereka secara resmi tidak diakui oleh pemerintah setempat sebagai warga negara. Sejak 2012 lalu, aksi kekerasan mulai terjadi di Myanmar, warga Rohingya melarikan diri ke negara lain demi bertahan hidup. Karena tidak memiliki paspor dan visa, mau tak mau mereka pun harus mengarungi lautan dengan menggunakan kapal laut. Pemicu awal terjadinya konflik dengan pembunuhan besar-besaran, pemerkosaan yang berujung pada pertikaian sara. Tragedi kemanusiaan yang memilukan dan mendapat perhatian dunia ini membuat banyak negara semakin bersuara keras terhadap Myanmar atas krisis Rohingnya.  Etnis Arakan (pribumi dan mayoritas budha) dengan Rohingnya minoritas muslim di Myanmar.
Pihak khusus PBB mengkritik pemimpin negara Myanmar Aung San Suu Kyi karena gagal melindungi minoritas muslim Rohingnya. Suu Kyi mengalami dilema. Sebagai penerima nobel perdamaian sudah tugasnya untuk meningkatkan suara mendukung Rohingya dan mengecam tindakan pemerintah Myanmar. Namun, Suu Kyi pemimpin de facto Myanmar tidak mau kehilangan dukungan dari mayoritas pemerintah Myanmar. Harus bersikap adil atas krisis kemanusiaan yang menimpa di negaranya. Para pengungsi rohingnya yang masih bermukim di Indonesia menyampaikan beberapa hal terkait nasib mereka kepada pemerintah Indonesia. Pemerintah belum bisa mengembalikan pengungsi Rohingya ke negara asal karena melihat bagaimana negara asal mereka yang masih berkonflik, pemerintah juga tidak mungkin memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi Rohingnya karena menghargai peraturan yang ada di Indonesia dan yang jadi pilihan adalah diberangkatkan ke negara ketiga (Amerika, Australia, Turki dll). Nasib Muslim Rohingya pun masih jauh dari kedamaian.
Sebenarnya bukan hanya Rohingnya yang melakukan eksodus, banyak pengungsi negara konflik ke berbagai negara lain di dunia. Pengungsi Suriah misalnya ketika para pengungsi terombang-ambing dilautan lepas tanpa bekal memadai dan hingga pernah ditemukan balita berusia 3 tahun bernama Aylan Kurdi yang terdampar tak bernyawa di peisir pantai kawasan Bodrum Turki.  Beberapa waktu yang lalu juga di Indonesia, pengungsi Afganistan yang bermukim di trotoar daerah kalideres. Mereka mendirikan tenda-tenda pengungsian, pihak penampungan Rudenim (rumah detensi imigran) sudah tidak mampu menampung lagi jumlah para pengungsi dari negara konflik. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai organisasi yang bertujuan menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Selalu berperan aktif dalam menangani berbagai permasalahan konflik di dunia tidak terkecuali masalah kemanusiaan Rohingnya. Sementara, UNHCR (United Nations High Commissioner For Refugees) yang secara khusus melindungi pengungsi dan menyelesaikan permasalahan pengungsi di seluruh dunia.

Peryataan mengejutkan Donald Trump
Berita menghebohkan lainnya pernyataan mengejutkan Donal Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel. Presiden Amerika Serikat ke-45 tersebut secara terang-terangan mengumumkan akan memindahkan kedutaan besar AS di Tel Aviv Israel ke Jerusalem. Rencana pemindahan tersebut secara resmi dilakukan awal tahun 2019.  Peryataan Trump tersebut dikhawatirkan berdampak pada ketegangan global yang bisa memicu konflik Internasional, serta menjadi ancaman terhadap proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Trump menyatakan, keputusannya menandai dimulainya pendekatan baru untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Bahkan, Trump mengutus wakil presiden Mike Pence ke Israel dan Palestina. Slogan Trump menantang dunia bertebaran dimana-mana saat itu. Beberapa negara bahkan mengecam keras peryataan presiden. Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik pengumuman ini. Berubahnya kebijakan luar negeri AS terkait isu Palestina dan Israel. Presiden Indonesia Joko Widodo, Raja Yordania Abdullah, Presiden Lebanon Michel Aoun, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Inggris Theresa May dan beberapa petinggi negara di dunia menekankan kembali keprihatinannya serta mengkritisi rencana pengakuan tersebut. Bahkan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas sulit untuk melakukan perundingan perdamaian.
Jokowi mengatakan pengakuan sepihak Trump tersebut melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika serikat jadi anggota tetapnya. Ini bisa mengecam stabilitas keamanan dunia. OKI (Organisasi Kerjasama Islam) yang digelar di Istambul Turki tanggal 13 Desember 2017. KTT yang dipimpin Presiden Turki Recep Erdogan diikuti pemimpin 16 negara Islam itu menyerukan seluruh negara untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibukota Palestina serta menolak deklarasi Donald Trump.
Yerusalem menjadi faktor penting dalam setiap perundingan perdamaian Israel-Palestina. Yerusalem merupakan tempat suci bagi tiga agama Islam, Kristen dan yahudi. Di kota suci tersebut terdapat Masjid Al- Aqsa kiblat pertama umat Muslim, tembok ratapan bagi umat Yahudi dan jalan salib bagi umat Kristen.
Nah, Welcome to 2018... Mikir mau menulis ini “Berat”, gak akan kuat biar mengalir saja... #bukanDilanMileaTapiEiffleI’mInLove#Sakarepmu...

                                                                 Instagram Mata Najwa

Komentar