Sistem penilaian Sekolah Menengah Kejuruan....



Sistem penilaian Sekolah Menengah Umum dengan Sekolah Menengah Kejuruan terdapat perbedaan. Saya baru tahu tata cara penilaian untuk siswa-siswi SMK, gampang-gampang susah. Sistem penilaian K13 cukup rumit, penilaian yang mendetail terhadap masing-masing siswa. Sekolah vokasi merupakan sekolah yang mempersiapkan siswa-siswi untuk terjun ke dunia kerja. Tata cara penilaiannya pun 70% praktek dan 30% teori. Sekolah Menengah Kejuruan dengan Sekolah Menengah Umum berbeda dalam materi mata pelajaran. Siswa SMK dibagi beberapa jurusan Akademi Perhotelan, Administrasi Perkantoran, Tata Boga, Multimedia dll, sedangkan SMA dibagi menjadi IPA dan IPS.
Berhubung saya mengajar mapel akademik (bahasa) metode penilaian teori dan praktek. Penilaian teori meliputi (ulangan harian, tugas, UTS, UAS) sedangkan penilaian praktek meliputi (Conversation, Listening, Creative Thinking, Discussion class). Ada beberapa nilai tambahan nilai sikap (rajin atau tidak, aktif atau tidak, dalam memahami materi yang disampaikan bagaimana dll). Semua nilai dijadikan satu kemudian di konversikan dan direkap menjadi nilai abjad beserta deskripsi siswa.
Bobot nilai lebih banyak dalam skill praktek karena mereka dipersiapkan untuk siap terjun dalam dunia kerja. Terkadang ada permainan nilai disini oleh para guru (tergantung kebijakan guru dan sekolah masing-masing). Menjadi seorang guru tidak semudah yang dibayangkan lho, bukan hanya mengajar saja tugasnya. Membuat materi, membuat soal dan kunci jawaban, merekap nilai juga, rapat dll.
Saya juga masih belajar sistem penilaian berdasarkan kurikulum K13. Kebijakan pemerintah untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB) online berdasarkan nilai dan menggunakan sistem zonasi. Sistem baru tersebut meminta siswa agar mendaftar ke sekolah yang jaraknya dekat dengan rumah. Namun, terkadang hal ini tidak sesuai saya mendapati ada wali murid yang ingin mendaftarkan anaknya di SMP negeri nilai ujiannya tinggi dan rumah juga masuk zonasi namun tidak diterima. Wali murid tersebut mengatakan bisa masuk SMPN namun harus membayar sejumlah uang bukankah sekolah negeri untuk biaya SPP digratiskan. Kemudian wali murid tersebut mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta.
Kembali ke sistem penilaian yang benar-benar murni itu sangat nihil apabila di sekolah swasta. Namun, itu juga berdasarkan kualitas murid yang ada, sekolah juga akan sangat bangga apabila banyak murid yang lulus dan berhasil diterima di sekolah negeri atau PTN. Sistem penerapan kompetensi dasar dan kompetensi inti menjadi patokan dalam penilaian. Kualitas guru juga akan diuji, apakah siswa benar-benar mendapatkan ilmu yang ditransfer guru tersebut ataukah siswa tersebut berusaha hanya untuk mendapatkan nilai tinggi saja.
Pernah dalam suatu rapat ada siswa yang saya rasa kurang dalam mapel tertentu namun dia pernah menjadi juara tingkat kota dan membawa nama baik sekolah. Ada apresiasi khusus pada siswa tersebut dalam penilaian. Penilaian siswa bisa melalui penilaian akademik maupun penilaian non akademik. Guru akan menghargai kemampuan masing-masing siswa.





Komentar