Bonus Demografi.....

 

Apa sebenarnya bonus demografi itu?? Nah, kenapa saya membahas hal ini, bulan lalu saya mengikuti edukasi dan pemaparan tentang bonus demografi. Saya belum terlalu memahami hal ini. Saya menarik kesimpulan bahwa ini sosialisasi tentang komunitas yang peduli akan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai bonus demografi. Saya awal mulanya tertarik dengan pemaparan sang pembicara namun semakin lama kenapa jadi agak membosankan hingga membuat saya menguap beberapa kali. Ntahlah saya merasanya agak kurang mengena dan tidak adanya feedback juga dari peserta. Hal yang lebih membuat saya ingin tertawa adalah celetukan rekan kerja senior yang mengatakan “butuhnya bonus gaji bukan bonus demografi”, y ampun hahahaha. Lalu seberapa penting sebenarnya bonus demografi itu.
Bonus demografi adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari perbandingan komposisi jumlah usia produktif sudah jauh lebih besar dibandingkan dengan usia tidak produktif. Rasio ketergantungan = 100 : < 50. Usia non produktif muda (dibawah usia kerja) 0-15 tahun, usia produktif 15-64 tahun, usia non produktif lanjut diatas 64 tahun.  Usia produktif yang besar mampu menopang beban ketergantungan usia muda dan usia lanjut. Bonus demografi hanyalah sebuah peluang, tidak ada suatu jaminan pasti bahwa besarnya usia produktif secara otomatis menjadi bonus (nilai lebih yang memberi manfaat) dan bila itu yang terjadi maka menjadi masalah yaitu ledakkan jumlah penduduk.
Dampak peluang bonus demografi yang berhasil diantaranya stabilitas ekonomi terjaga, lapangan kerja meluas, pendapatan perkapita naik dan kualitas hidup baik. Sedangkan, dampak buruknya apabila gagal yaitu pengangguran tinggi, kemiskinan mendera, krisis sosial menjelma dan kriminalitas merebak.
Inti masalah bonus demografi di Indonesia adalah meningkatnya pengangguran di usia produktif, daya saing masih rendah, karakter moral dan kinerja belum menunjang. Tamatan di dominasi pendidikan dasar kesehatan masih harus ditingkatkan. Berdasarkan data BPS masih ada sekitar 7,2 juta orang menganggur dan 10,5 juta orang setengah menganggur (bekerja tapi tidak produktif).
Kondisi dan permasalahan SDM Industri (temuan FGD dengan pelaku Industri).
·         Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing (min English) sangat rendah. Padahal, dalam dunia Industri, jasa dan keuangan terutama yang berorientasi ekspor dibutuhkan SDM yang terampil berkomunikasi.
·         Tenaga kerja Indonesia mempunyai etos kerja yang kurang baik terutama dilihat dari aspek kehadiran, keamanan dan produktivitas.
·         Dari sisi pendidikan dan pelatihan terdapat kendala: kapasitas masih rendah, infrastruktur lembaga pelatihan masih kurang, baik fasilitas pelatihan maupun instruktur pelatihan, tempat uji kompetensi dan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk menyusun kurikulum lembaga pelatihan masih kurang.
·         Jumlah standar kompetensi yang telah disusun, terutama untuk SDM industri masih jauh dari kebutuhan keterampilan yang ada.
Dalam sumber serapan tenaga kerja maka pendidikan yang menentukan kualitas para pekerjanya. Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi tahun 2020-2030, pengendalian jumlah penduduk sangat penting, bahkan dibeberapa negara ada peraturan ketat bagi warganya. Tantangan dan harapan bonus demografi itu siap atau tidak siap harus dihadapi. Persiapan yang matang bangsa Indonesia adalah kunci keberhasilan menghadapi bonus demografi.
Nah, berasa belajar geografi tentang statistik kependudukan. Oh, iyo tanpa sengaja saya terfokus dengan bentuk gigi sang pembicara saat presentasi yang tidak lengkap (maaf terkadang salah fokus hahahaha). 

                                             assets-a2.kompas.com/statics/files/1412515946757746024.jpg?t=o&v=760


Komentar