Sudah
lama gak nyampah diblog karena disibukkan dengan beberapa kegiatan (hahhaha sok
sibuk padahal nganggur). Mumpung luang mau sedikit berbagi uneg-uneg yang terkadang
tidak terlalu penting hahahaha.
Sempat
saya berbincang dengan salah seorang guru di sekolah tempat saya mengajar.
Beliau ini selain sebagai guru, kepala sekolah juga sebagai penatar guru-guru
diberbagai daerah. Salah satu lulusan Perguruan Tinggi Negeri terkemuka dan
pernah mendapatkan beasiswa S2 di New Zealand. Kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa Inggris tidak diragukan lagi. Sempat saya bertanya bagaimana sistem
pendidikan di New Zealand bila dibandingkan Indonesia. Jawaban beliau sama
seperti jawaban dosen saya dulu. Bahasa Inggris merupakan foreign language
bukan second language sehingga kemampuan rata-rata dalam berbahasa Inggris
masih sangat minim. Beliau mengajukan pertanyaan, apa sebenarnya bahasa itu??
Saya menjawab bahasa adalah sarana berkomunikasi pengertian secara umum. Beliau
menambahkan komunikasi berhubungan dengan speaking berhubungan dengan habit
(kebiasaan). Bahasa Inggris oleh sebagian orang masih dianggap bahasa yang
sukar dan hanya digunakan to formal meeting, seperti ketika pembelajaran
disekolah, pekerjaan yang mengharuskan berbahasa asing dll. Apabila bahasa
Inggris digunakan dalam situasi apapun kapanpun dan dimanapun dari foreign
language bisa menjadi second language. Dalam hati saya duh kudhu mikir keras
iki yen habit to English Learning. Ya kalau orangnya cepat dalam menerima
materi kalau perlu proses seperti saya yo kudhu alon-alon hohoho.
Beliau
juga mencontohkan proses belajar bahasa 4 Essential Skills in Language Learning
listening, speaking, reading dan writing (alurnya). Apabila anda bukan
pendengar yang baik bagaimana bisa menjadi pembicara yang baik, apabila anda kurang
banyak membaca mana bisa bisa menjadi penulis yang handal. Duh, iyo bener juga
yo, saya mengajukan pertanyaannya hati-hati banget biar secara tak langsung
beliau bersedia membagi ilmunya hohoho. Pak N menjelaskan sistem pengajaran di
Luar Negeri menggunakan active learning. Contohnya, pengajaran menggunakan
rumus tense sudah expired, pengajaran jaman nenek moyang kata beliau (padahal
saya masih menerapkan metode ini ketika mengajar). Beliau mencontohkan cara
mengajar bahasa Inggris carilah hal yang membuat peserta didik tertarik (ini
tantangan untuk para guru agar lebih kreatif dalam mengajar). Cara sederhana
dengan memberikan slide-picture and describing of them. Penjelasan secara
detail mencakup tense, meaning (translate), creative thinking etc. Saya pun
masih selalu gagal dalam pengimplementasian di dalam kelas. Discovery Learning,
Contextual Learning, Problem Based Learning, Inquiry Based Learning, Project
Based Learning dan yang terakhir kalau tidak salah Emotional and Social
Learning. Itu merupakan secara teori saja namun dalam pelaksanaan banyak sekali
kendalanya.
Kebetulan
beliau mengajar Oral Proficiency untuk Vocational High School, beliau selalu
membiasakan muridnya untuk mendengarkan percakapan bahasa Inggris versi asli
(native speaker). Selain, itu beliau mengajak muridnya agar selalu melakukan
conversation dengan bahasa Inggris didalam kelas. Ada satu guru lagi yang juga
mempunyai banyak pengalaman menarik. Sebut saja namanya pak G, ATLS (Advanced
Trauma Life Support) educator, beliau adalah seorang professor dan sudah
menulis beberapa buku tentang sistem belajar dan pembelajaran. Didalam bukunya
dikatakan prinsip pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas
kepada siswa agar dapat belajar sendiri. Pepatah Cina mengatakan, “Saya dengar
saya lupa, saya lihat saya ingat dan saya lakukan saya paham”. John Dewey
mengembangkan apa yang dikenal dengan Learning
by doing. Gaya berbicara beliau menarik dan berpengalaman. Beliau terkadang
menjembatani para pembelajar yang ingin mendapatkan ilmu. Kebetulan, ditempat
saya mengajar ada beberapa siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), ketika rapat
beliau mengatakan dalam pembelajaran siswa harus ditanamkan sikap bela negara, sistem
sertifikasi untuk para difabel agar mampu bersaing di industri dunia kerja,
pengajaran untuk siswa khusus juga ada pengklasifikasian dalam memberikan ilmu.
Ada dua skills dasar yang harus ditanamkan hard skill dan soft skill serta
penanaman pendidikan budi pekerti dalam psikologi pendidikan. Tugas pengajar
adalah mentransfer ilmu kepada peserta didik sedangkan pendidik adalah selain
mentransfer ilmu juga mengajar dalam sikap dan budi pekerti. Sekolah Menengah
Kejuruan lebih mengarah ke prakerin (praktek kerja industri) namun pembelajaran
dalam kelas juga diperlukan sebagai bekal sebelum terjun ke lapangan.
Sistem
pembelajaran abad 21, Learning and Innovation meliputi critical thinking and
problem solving; creativity and innovation; communication; collaboration.
Digital Literacy meliputi information literacy; media literacy; ICT literacy. Career
and Life meliputi flexibity and adaptability; initiative and self direction;
social and cross cultural interaction; productivity and accountability;
leadership and responsibility.
Saya
juga belajar dari guru lainnya, beliau sungguh lucu saya selalu terhibur dengan
pembawaan beliau yang santai dan penuh percaya diri. Walaupun, sudah sepuh
namun jiwa beliau dalam dunia pendidikan patut diacungi jempol (ikhlas dan sungguh
sabar). Beliau juga menyisipkan pembelajaran agama, seperti sholat berjamaah
dan tilawah. Pengajar bahasa itu tidaklah mudah, saya belajar dari guru bahasa
yang membuat pembelajaran dari membosankan menjadi menyenangkan. Beliau sudah
lama di dunia pendidikan, pengajar bahasa harus selalu mengikuti perkembangan
tata bahasa (EYD, baku dan tidak baku dll), untuk menambah ilmu beliau dulunya
mengikuti pelatihan guru dan bedah SKL.
Saya
nyemplung langsung dan merasakan pekerjaan mengajar. Rekan kerja saya sebagian
besar sudah sangat berpengalaman, beliau-beliau banyak sekali membagi
pengalaman dan ilmunya dalam dunia pendidikan. Walaupun, passion saya masih
setengah-setengah di dunia pendidikan setidaknya ada hal menarik yang bisa saya
pelajari.
Life
is one of big road with lot of signs. So, when you riding through ruts, don’t
complicate your mind. Don’t bury your thought, put your vision to reality (Bob
Marley).

Komentar
Posting Komentar