Pernah mendengar ada orang yang
ngomomg “Lo Gue End”!!! Ok,
Fine!!! Yo yang suka nonton FTV ala ABG atau yang ngerasa gaul pasti gak
asing hahahaha. Saya pertama kali mendengar istilah ini dari acara sitkom di
televisi saat itu. Dua kata ajaib yang katanya bisa bikin serasa jadi gaul
(mosok tho), “Lo” dan “Gue” kudhu piye?? lha ternyata ada
sejarahnya lho. Kebanyakan orang Indonesia mengetahui dua kata tersebut berasal
dari bahasa tradisional masyarakat betawi. Suku betawi merupakan suku asli
Jakarta. Bahasa yang sering di gunakan berakhiran “e”, misalnya, Babe/enyak kemane bang/mpok? (Ayah dan
ibu kemana kak?)
Dalam istilah panggilan penggunakan
istilah “Gue” sebagai pengganti “Saya” dan istilah “Lo” sebagai pengganti “Kamu”.
Kalau di Jawa “Aku” lan “Kowe” atau lebih sopannya “Kulo” kalih “Panjenengan atau Sampeyan”. Kapan-kapan bahas tentang bahasa Jawa
dan beberapa tingkatannya hohoho.
Ternyata kata “Gue” dan “Lo” berasal
dari negeri tirai bambu. Bangsa China menggunakan bahasa Mandarin Hokkien yaitu
bahasa Mandarin yang telah disederhanakan. Pedagang China datang ke beberapa
wilayah yang ada di Indonesia. Dua kata ini pun bukan hanya di gunakan di
wilayah Jakarta, namun di seluruh wilayah Indonesia. Namun, pada saat
penjajahan Belanda, pusat perdagangan hanya terpusat di Jakarta. Sejak itulah
para pedagang China mulai meninggalkan wilayah lain dan berpindah ke Jakarta.
Banyak alasan yang mempengaruhi dua
kata ini untuk tetap exist sampai saat ini di Jakarta. Selain dikarenakan
banyak warga China yang mulai berdatangan ke Jakarta dan banyak pula yang
memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta. Dengan begitu istilah “Lo” dan “Gue” lebih sering digunakan oleh masyarakat Jakarta baik yang
masih muda maupun tua.
Di Jakarta, ketika ngobrol dengan
teman, saya selalu menggunakan kata panggilan “saya atau aku” dan “kamu”
terkadang mereka menjadi sedikit kaku atau canggung ketika mulai ngobrol. Mereka
sepertinya terbiasa ngobrol dengan teman-temannya menggunakan bahasa ala anak
Jakarta. Mereka mungkin juga tahu dan
maklum kalau saya dari daerah dialek saya juga masih medok bahasa Indonesianya
hahahaha. Namun, tidak semua masyarakat Jakarta menggunakan bahasa ini untuk
kesehariannya bahkan justru perantau malah yang ikut tertular menggunakan
bahasa ini.
“Lo” dan “Gue” termasuk bahasa prokem
atau bahasa gaul yang digunakan saat percakapan santai dengan sesama teman.
Ragam bahasa yang tidak formal dan baku ini tidak hanya ada di Indonesia. Di
negara asing pun juga ada bahasa non formal yang biasa disebut bahasa slang.
Misalnya yang sering banget digunakan via short message, we’re use word of “btw” (by the way), “gws” (get well soon)
etc.
Sudah jadi hal lazim penggunaan dua
kata tersebut tidak hanya anak muda bahkan aki-aki dan nini-nini pun tak mau
kalah juga. Saya pengen ketawa mendengar aki-aki dan nini-nini berbincang atau
berdebat dengan santainya di jalanan menggunakan dua kata tersebut hahaha. Saya
gak bisa membayangkan kalau mbah-mbah di Solo ngobrol menggunakan bahasa gaul
hahaha.

Komentar
Posting Komentar