Pekerjaan itu....



Jika membicarakan tentang pekerjaan, ada kutipan yang menyatakan, “Bekerjalah sesuai passion maka kamu tidak akan pernah merasa sedang bekerja seumur hidupmu.” Opo iyo tho??? Apa sebenarnya tujuan bekerja?? Golek pengalaman?? Dinggo kebutuhan hidup?? Nyalurkan ilmu soko bangku kuliah?? Opo sambil menyelam minum air sambil bekerja cari jodoh?? Jawaban yang klise sebenarnya. Ntah mereka akan jujur atau berbohong. Pekerjaan apa yang menyenangkan juga tergantung tiap individu dalam menjalaninya. Ada beberapa orang yang menceritakan tentang pengalaman mereka saat bekerja di berbagai bidang.
1.    Bidang Pemasaran
Sebut saja namanya mbak S orang betawi asli dari daerah Jakarta. Mbak S ini mempunyai pengalaman didunia pemasaran atau lebih bekenya dunia marketing. Nah, ternyata bidang pemasaran itu ada beberapa job desk juga. Desk direct marketing, telemarketing, sales marketing, account executive, account officer, personal banking officer, staff marketing, customer service dll. Berhubung terkadang pekerjaan pemasaran hanya dipandang sebelah mata makanya pihak perusahaan memberikan istilah-istilah beken untuk menarik job seeker. Hampir semua perusahaan pasti membutuhkan yang namanya tenaga pemasaran. 
Lha mbak S ini bekerja sebagai sales executive, saya kira ini job desknya indoor tapi ternyata outdoor. Mbak S tugasnya menyebarkan dan menawarkan brosur penjualan door to door. Mbak S bekerja disebuah dealer motor kalau tidak salah. Awal mula bekerja dia dijanjikan setiap bisa menjualkan 1 buah motor secara kredit akan mendapat bonus 500rb oleh managernya. Mbak S katanya bisa menjualkan 8 unit motor dan melebihi target. Namun kenyataannya mbak S hanya mendapatkan separuh dari bonus yang dijanjikan. Namun, mbak S sadar sebagai pegawai baru memakluminya dan menerima. Namun setelah bekerja selama 1,5 tahun tetap sama saja. Maka mbak S melakukan protes ke manager dan hendak memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja. Namun sang manager meminta mbak S agar tetap bekerja karena mbak S ini piawai dalam melakukan pekerjaannya. Sang manager kemudian menambahkan bonus yang dijanjikan namun tetap tidak penuh. Semakin hari semakin susah melakukan penjualan apalagi barangya tergolong barang mewah. “Ini kan jualan motor bukan jualan kacang dikira gampang apa trus mana biaya transport, makan, pulsa kalo hub klien pake kocek pribadi lagi tekor sama aja lama-lama”, kata mbak S. Sementara pacarnya bekerja di bank (huruf) sebagai marketing juga sama sistemnya namun lebih fair. 
Mbak S ini perhitungannya mateng dalam bekerja dan dari caranya ngomong panjang kali lebar memang sesuai dibagian pemasaran sepertinya. Pemasaran pada perusahaan mobil bonusnya lebih besar terutama mobil high class. Kenapa mbak S lama-lama jadi curhat gini. Mungkin tidak semua perusahaan sistemnya seperti itu tergantung orang yang menghandlenya apakah memperhatikan kesejahteraan pegawainya atau tidak, itu cerita versi mbak S. Biasanya kalau pegawai baru atau masih training kan rajin-rajin tuh apalagi kalau kemampuannya pintar nah terkadang rekan kerja yang usil suka memanfaatkan atau iri nanti kalau dibantu malah bisa melebihi dia dikira menyaingi (wajar dunia kerja bukan dunia sekolah/kampus). Kalau yang kemampuannya pas-pasan malah semakin ditindas tapi ada juga yang baik dibantu. Biasanya dulunya kan dia juga pernah mengalami namanya training trus merasa kasihan dibagi tuh ilmunya.
Di bank mungkin dipandang lebih menarik walaupun intinya sama menawarkan. Sistem kerja di bank sepertinya lebih menjanjikan buktinya banyak pelamar. Ntahlah saya saya juga kurang begitu tahu tentang dunia perbankan.
Eits,,, tapi jangan salah bekerja dibidang pemasaran bisa menjadi pekerjaan yang lumayan juga lho. Apabila tekun, ulet, aktif, sabar, positive thinking dll hehehe bisa naik jabatan jadi manager tuh bahkan pimpinan perusahaan. Memang tidak mudah dan perlu proses tapi udah banyak orang sukses dibidang ini. Jadi jangan meremehkan orang yang bekerja dibidang ini nih.
2.    Guru
Guru itu digugu lan ditiru. Lha, jadi guru setidaknya punya wibawa lah agar dihormati dan jadi teladan muridnya. Jangan dikira tugas guru gampang tapi juga berat, mencerdaskan anak didik apalagi dijaman modern sekarang ini (berat sepertinya). Saya bertemu dengan seseorang sebut saja namanya pak B, beliau mengatakan kalau mengajar itu mudah yang susah itu mengajarkan murid agar bisa memahami apa yang guru sampaikan. 
Ada guru pintar dengan pemikirannya yang brilian namun murid susah dalam menerima apa yang guru itu sampaikan. Ada juga guru yang tidak terlalu pintar namun pintar dalam menyampaikan materi sehingga murid dapat dengan mudah menerima materinya. Ada juga guru pintar dan murid banyak yang suka sehingga mudah menerima materinya (sempurna tuh guru). Ada juga yang guru tidak terlalu pintar dalam menyampaikan pun kurang bisa (ini perlu pelatihan teaching-learning lagi). 
Saya membaca sebuah artikel sistem penerimaan guru sekarang apabila melalui jalur umum setelah menyelesaikan jenjang S1 harus mengikuti PPG (Pendidikan Profesi Guru) atau PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) untuk mendapatkan sertifikat pendidik. Pelatihan tersebut selain untuk meningkatkan kualitas guru juga untuk mendapatkan sertifikasi atau tunjangan guru. Selama belum tersertifikasi oleh pemerintah maka masih menjadi guru honorer. Apabila ingin meningkatkan lagi menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dan seleksinya sangat ketat. Adapun yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun dan ingin menjadi PNS dengan mengikuti test khusus pengangkatan guru honorer K2. 
Sekarang syarat guru untuk mendapatkan sertifikasi min lulusan S1 maka banyak guru senior yang sudah mengabdikan menjadi pengajar bertahun-tahun harus kuliah lagi. Sebenarnya kasihan untuk guru terutama yang didaerah yang sudah usia namun masih menjadi tenaga honorer karena hanya lulusan SMA sedangkan untuk kuliah lagi pasti butuh biaya dan kemampuan untuk berpikir juga sudah jauh berkurang. Namun persyaratan harus tetap dipenuhi untuk meningkatkan kesejahteraannya dan keluarga, itupun belum bisa menjadi PNS apabila terpentok oleh usia dan hanya bisa mendapatkan sertifikasi saja. PNS sekarang juga dibatasi jumlahnya dan semakin ketat persaingannya. Guru kelas dan guru mapel umum sudah banyak yang saat ini kurang adalah guru untuk sekolah vokasi atau kejuruan, guru dengan keterampilan khusus. Itulah guru pahlawan tanpa tanda jasa yang siap mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa.
3.    Wartawan
Nah, sudah sedikit saya kupas di beberapa cerita sebelumnya. “Waktu sekarat adalah waktu deadline untuk para wartawan intinya wkakakakaka....”. Menjadi wartawan itu otaknya harus jalan dan fisik harus strong juga. Tidak hanya sebatas penulisan straight news dan feature ataupun mengenai kode etik tapi juga pemahaman isu dan etika terhadap narasumber. Duh, puyeng banget hahahaha, kalau secara tekstual kedengarannya simpel dan mudah y namun secara kontekstual atau ketika terjun langsung susahnya masyAllah.
4.    Panitera (Mahkamah Agung)
Panitera adalah pejabat pengadilan yang salah satu tugasnya membantu hakim dalam membuat berita acara pemeriksaan dalam proses persidangan (wikipedia). Tante A ini mengatakan diatas langit masih ada langit jangan sombong selama kamu masih hidup didunia (duh, saya diceramahi). Mungkin ada orang merasa dirinya paling pintar dan paling benar dilingkungan tertentu coba kalau sudah keluar dari lingkungannya tersebut kemudian berbaur dengan orang lain maka bisa jadi kamu menjadi orang paling bodoh diantara mereka. 
Belajarlah seperti ilmu padi (semakin berisi haruslah semakin merunduk). “Terkadang anak muda jaman sekarang banyak yang ngeyel dan sok tahu padahal pengalaman mereka kan baru sebatas teori dibangku kuliah sedangkan saya sudah puluhan tahun terjun didunia ini, begitu kata beliau. Saya merasa tersindir juga, tapi kalau dipikir-pikir benar juga ya. Tante A menceritakan ponakannya yang kuliah di jurusan hukum berdebat dengan beliau mengenai pasal dan kasus narkoba. Banyak kasus narkoba di kota Jakarta, nah kalau terjadi penggerebekan narkoba disuatu tempat semua yang ada disitu bakalan ikut tertangkap dan nantinya masuk persidangan. Ntah salah satunya terlibat ataupun tidak tetap akan ikut ditangkap. 
Tante A ini selalu membuat banyak laporan setiap harinya dari kasus-kasus yang masuk persidangan. Saya jadi ingat teman wartawan dulu yang ngepost di polhukam, membuat berita tentang persidangan di kejaksaan tinggi, pengadilan. Kayaknya harus hati-hati banget membuat beritanya, membaur dengan jaksa, hakim, pengacara, advokasi dan membahas tentang pasal-pasal. KUHP tentang hukum pidana dan pidata, duh susah sepertinya. Sekarang Mahkamah Agung sedang diawasi ketat untuk pembersihan karena banyaknya kasus korupsi. Tak heran ya penghasilan orang yang bekerja di MA itu menggiurkan.
5.    Online Shop
 Lha pekerjaan yang ini lebih santai bisa dikerjakan dimana aja. Pekerjaan bisnis secara online sekarang baru menjadi tren. Pekerjaan bisnis seperti ini bebas apabila punya produk dan brand sendiri gak perlu dikejar target. Bisa bisnis tas, kain, sepatu, baju, makanan, aksesoris dll. Saya sering ditawarin barangnya dan diajak untuk melakukan bisnis ini (reseller). Bisnis ini lumayan menjanjikan juga apabila serius ditekuni. Apabila sudah punya pangsa pasar yang jelas, lebih kreatif dan menarik pemasukan akan mengalir deras. Saking banyaknya yang melakukan bisnis ini maka harus pintar mencari peluang agar bisa bersaing dan rejeki itu sudah ada yang mengaturnya. Kalau udah punya ide langsung aja eksekusi itupun kalau bener niat bisnis lho. Bisa lihat tuh cara-cara unik orang menawarkan produknya di BBM, instagram (akeh banget endorse’an) kadang nyepam malahan hahahaha.
Semakin hari semakin susah cari kerjaan dengan banyaknya orang sementara lapangan pekerjaan minim, menambah skill yang jarang dipunyai orang sepertinya lebih banyak peluangnya. Saya mendengar yang kerja di suatu tempat rata-rata ada yang bawa dulunya dan itu sudah menjadi tradisi turun temurun, namun yang diterima bekerja karena kemampuan juga tidak sedikit. Setiap pekerjaan pasti ada konsekuensinya dan dari dunia kerja bisa banyak belajar berbagai hal. Dreams don’t work without you do. Don’t confuse having a career with having a life.

                                                 picture via peluangusaha99.blogspot

Komentar