Generasi
millenial atau lebih sering disebut generasi kekinian, ada studi yang dilakukan
oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011
tentang Generation of Millenials. Generasi (1980-2000) mulai bermunculan
teknologi canggih. Generasi mulai banyak menggunakan teknologi komunikasi
instan seperti email, SMS dan media sosial. Kecendurungan mengikuti trend yang
terjadi dan ketergantungan teknologi. Mereka terkadang boros dalam
kebutuhannya, hal yang sebetulnya tidak terlalu penting dibeli. Teman saya
menyebutnya finansial final kalau tidak salah jadi walaupun uang limit atau
tidak mempunyai uang namun tetap melakukan pembelian. Teman saya yang satu ini
pintar banget dalam menggambarkan masalah perekonomian dapat banyak informasi
ngobrol dengan dia hohoho. Merebaknya transaksi daring, apa-apa melalui
aplikasi yang dirasa lebih praktis dan mudah. Misalnya, ojek online, delivery
order (food, massage, goods), online shop, ticket konser musik, bioskop melalui
online dll.
Biasanya
para pekerja muda dan mahasiswa yang paling banyak menggunakannya. Minggu lalu
ketika saya mampir ke kost teman, dia menceritakan banyak teman satu kostnya
yang ketagihan berbelanja secara online. Menurut mereka, melakukan transaksi
melalui aplikasi online dirasa lebih praktis. Bagi para pekerja, waktu
merupakan hal yang sangat berharga, banyak waktu tersita untuk bekerja apalagi
di kota besar. Sehingga, sebagian besar dari mereka lebih memanfaatkan aplikasi
online untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka tidak perlu kemana-mana, cukup
memesan dan barang akan segera dikirim. Pembayaran juga bisa dilakukan melalui
sistem e-money atau penyimpanan uang berupa saldo. Banyaknya potongan harga
sistem ini banyak diminati. Ini bukan mempromosikan sistem online namun hanya
menggambarkan sebagian trend yang marak terjadi di generasi millenial. Generasi
yang terkadang labil, suka mengeksplorasi berbagai hal, selalu ingin
coba-coba dan peduli soal teknologi terbaru. Dalam hal pekerjaan
lebih cepat bosan dan tidak fokus bila mendapatkan yang lebih baik akan mengejar
hal tersebut (kutu loncat). Banyak dijumpai di beberapa perusahaan seringnya
keluar masuk pegawai baru. Padahal ada semacam raport merah untuk pegawai bila
terlalu sering berpindah-pindah perusahaan. Generasi yang cenderung tidak kaku
dan lebih terbuka dalam berpikir. Mereka juga dengan mudah mengadopsi
nilai-nilai sosial yang lebih modern. Generasi penuh ide kreatif terutama
mereka yang berkecimpung di industri media.
Dalam
hal untuk masa depan generasi ini lebih condong terkonsep. Misalnya dalam
pernikahan, mereka akan lebih mempersiapkan secara matang konsep pernikahan
secara mandiri walaupun ada sedikit masukan dari orangtua. Generasi millenium
berpikiran generasi X adalah orang-orang yang tidak dapat diajak berkompromi
dan berkreasi. Sedangkan generasi X berpikiran bahwa generasi millenium adalah
generasi pembangkang dan tidak tahu tata krama.
Sebenarnya
ada beberapa tipe generasi lainnya yaitu:
1. Generasi
Baby Boomer (1945-1965) istilahnya generasi sesepuh atau orang yang
ditetuakan). Generasi setelah perang dunia II, bahkan di era kemerdakaan.
Generasi yang dianggap sebagai orang lama yang mempunyai banyak pengalaman
hidup. Dari namanya sudah terlihat dimana generasi dengan banyak keturunan.
Pemikiran kalau banyak anak banyak rejeki memang lazim saat itu, maka tak heran
bila orang-orang zaman dulu sangat senang mempunyai banyak keturunan. Lihatlah
ketika sedang ngumpul keluarga berasa ramai dengan banyaknya saudara. Mungkin
untuk meregenerasi keturunan keluarga juga. Kalau orang Jawa terdapat trah atau
silsilah marga yang diwariskan turun temurun. Orang-orang yang terlahir era ini
biasanya lebih kolot namun banyak pertimbangan dalam melakukan sesuatu. Ingat
kata orang jaman dulu gak boleh gini gak boleh gitu ntar jadinya gini ntar
jadinya gitu, banyak aturan kan namun attitude dan respect terhadap orang lain
terutama yang lebih tua lebih baik dari pada generasi sekarang.
2. Generasi
X (1965-1980)
Generasi ini merupakan peralihan
dari generasi sesepuh hohoho. Tipe generasi ini pekerja keras, fokus dalam melakukan
tujuan dimasa depan, kaku, rasional, bertanggung jawab, cakap dalam
kepemimpinan dan mempunyai integritas tinggi. Generasi ini mulai mengenal
teknologi baru namun masih jarang. Mereka lebih banyak diarahkan oleh orangtua
dalam berbagai hal dan masih sangat menghormati adat-istiadat daerahnya. Mereka
lebih pandai dalam mengatur kebutuhannya kalau orang Jawa menyebutnya lebih gemati. Namun, generasi ini mulai
mengenal musik punk dan mencoba hal negatif.
3. Generasi
Z (2000-sekarang)
Generasi internet hampir sama
dengan generasi millenial. Generasi ini sudah mengenal akrab dengan gadget canggih yang secara tidak
langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Kiblat
mereka adalah internet, sehingga mempermudah mereka mendapatkan akses informasi
terkini. Generasi melek internet atau mahir secara digital, ada istilah apa
jadinya hidup tanpa gadget atau bisa mati gaya tanpa gadget. Lebih mumpuni lagi
dalam teknologi modern bahkan hampir segala macam tergantung pada internet. Mereka
cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan.
Lebih mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkan secara spontan melalui
media sosial. Menginginkan hal-hal yang tidak bertele-tele, tidak mau hal yang
sedikit susah dan juga mempunyai keingintahuan yang besar. Generasi yang kurang
dalam berkomunikasi secara verbal. Lebih kritis dalam pemikiran terhadap
perkembangan zaman karena pendidikan menjadi hal utama pada era ini. Mereka
lebih memandang secara global, ala-ala barat dalam gaya maupun bahasa.
Nah, termasuk generasi manakah
kalian??? Setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing. Hal yang
mempengaruhi tiap generasi juga tergantung keluarga terutama orangtua dan
lingkungannya. Setelah ini mungkin akan muncul generasi-generasi baru pada anak
cucu di masa depan.
Source: diolah dari berbagai sumber
di internet.
Komentar
Posting Komentar