Percepatan zaman tidak bisa
dihindari, semakin hari era peralihan industri media dari masa ke masa
mengalami perkembangan pesat. Dunia teknologi di bidang informasi dan
komunikasi mengalami konvergensi media.
Media-media konvensional banyak yang melebarkan sayap dan mulai merambah
kedalam media digital untuk dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya. Di
media massa pertelevisan sekarang sudah banyak yang bertransformasi dari Tv
Analog ke Tv Era Digital. Tv Analog adalah mengkodekan informasi gambar dengan
memvariasikan voltase atau frekuensi dari sinyal. Siaran televisi analog
menggunakan alat penangkap sinyal yang disebut antena.
Tv Digital adalah televisi yang
menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video,
audio dan data ke pesawat televisi. Transisi dari pesawat televisi analog
menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar
televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital,
diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika tetap ingin menggunakan penerima
teleevisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang
disebut rangkaian konverter (Set Top Box). Dengan cara ini secara
perlahan-lahan akan beralih ke teknologi siaran TV digital tanpa terputus
layanan siaran yang digunakan selama ini. Sekarang ini banyak saluran TV dapat
dinikmati secara bebas. Misalnya saluran TV swasta MNC Group (RCTI, Global Tv,
MNC TV), SCTV, ANTV, Indosiar, Metro TV, TV One, Transcorp (Transtv dan
Trans7), Net TV dll.
Saat ini media televisi bukan lagi
menjadi barang mewah dikalangan masyarakat hampir semua orang mempunyai
televisi dirumah. Media televisi penikmatnya juga semua kalangan baik itu orang
dewasa maupun anak-anak. Lalu bagaimana dengan perkembangan content media massa
saat ini. Bila mereview beberapa tahun yang lalu tentu sangat berbeda. Tujuan
dari program televisi selain menghibur tentu saja untuk mendidik,
menginformasikan kepada masyarakat. Bahkan cakupan media yang tersiar mulai
dari sabang hingga merauke walaupun masih ada beberapa wilayah pedalaman yang
belum bisa menikmati saluran media. Setiap media televisi berlomba-lomba
menayangkan program yang berkualitas. Bahkan sudah ada ciri khas program pada
setiap channel televisi mulai sinetron, berita, FTV, musik, religi, kuliner
dll. Para penikmat media pun juga sudah mempunyai program favoritnya
masing-masing.
Banyak program kreatif dan menarik
dalam program-program yang ditayangkan saat ini. Namun saat ini program untuk
anak-anak semakin berkurang. Masih ada content program media untuk anak-anak
tapi tidak sebanyak dulu. Penikmat program televisi adalah semua kalangan dan
porsi untuk masing-masing kalangan harus seimbang. Jangan sampai anak-anak
sekarang terkontaminasi dengan content negatif. Terkadang demi rating tinggi
mengesampingkan content yang tepat.
Media massa juga ada pengawasnya
dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang akan terus memantau penyiaran
program televisi yang sehat, bermanfaat dan bermartabat. Bahkan ada penghargaan
Anugerah KPI Award bagi pertelevisian di Indonesia.
Sedangkan, media cetak sedikit demi
sedikit mulai merambah media online (daring). Media online terus-menerus
memperbaharui informasi seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Media
online dituntut harus serba cepat dan akurat karena sekarang ini informasi
dapat dengan cepat dan mudah diperoleh. Setiap orang bisa mendapatkan berita
dan menyebarkan berita atau yang biasa dikenal dengan Citizen Jurnalism. Media
online dirasa lebih efisien karena berita secara langsung terupdate 24 jam
penuh dan dapat diakses dengan cepat dan mudah melalui gadget. Namun, media online
terkadang kurang detail dalam penyajian informasinya. Setiap peristiwa dalam
berita akan disertakan hanya satu narasumber. Dalam media online dituntut serba
cepat dan akurat (up to date). Misalnya, ada peristiwa terjadi pukul 09.00 maka
09.15 berita online sudah tersiar. Pewarta media online bisa menulis berita
dimana saja dan kapan saja. Maka akses daring sangat penting. Sedangkan media
cetak lebih terstruktur dan detail beritanya. Berita yang tersiar dalam media
online juga lebih beragam karena tidak terbatasi oleh halaman cetak. Tetapi
tidak sedikit pembaca yang masih setia mempertahankan dengan memilih media
cetak.
Terkadang ada celetukan, “kayak
orang tua aja bacaannya koran, ngapain mikirin permasalahan politik memangnya
dengan baca gtu bisa bantu, gak ada habisnya masalah seperti itu”. Image
pembaca koran rata-rata memang orang-orang tua terutama bapak-bapak. Apalagi
ketika beritanya kaku dan lebih cenderung masalah ke politik. Namun sebagian
content di koran saat ini sudah mencakup dari berbagai aspek tidak hanya ranah
politik tetapi juga informasi hiburan, sosial, humaniora, teknologi dll.
Content yang semakin beragam akan menarik lebih banyak pembaca di berbagai
kalangan. Membaca koran secara tidak langsung juga membuat kaya informasi dan
wawasan lebih luas daripada orang lain. Minat pembaca kalangan muda juga
semakin banyak saat ini. Buktinya banyak rubrik kolom koran yang ditulis oleh pemikir-pemikir
kritis di kalangan mahasiswa.
Baik media cetak ataupun media
online dan TV Analog ataupun TV Digital merupakan inovasi dunia teknologi yang
akan terus berkembang dari masa ke masa. Semoga content-contentnya pun juga
semakin kreatif dan bermanfaat untuk masyarakat.
Source: Wikipedia.
Komentar
Posting Komentar