SIPA Mart 2025, Ruang Promosi Karya Seni dan Budaya di Tingkat Global




SIPA Mart menjadi salah satu rangkaian acara Solo International Performing Arts (SIPA) 2025 yang digelar di Kota Solo. SIPA Mart hadir sebagai ruang promosi karya seni dan budaya serta memperluas jejaring di tingkat global dengan mempertemukan seniman delegasi dari dalam maupun luar negeri bersama stakeholder penyelenggara festival lain di tingkat Internasional. 

SIPA Mart merupakan salah satu keunikan SIPA yang memungkinkan penyelenggara festival mempresentasikan konsep pergelaran seni miliknya. Skema pertukaran informasi diusung sebagai sebuah kesempatan bagi penyelenggara festival (buyer) dan seniman yang hadir (seller) untuk saling mengetahui potensi seniman dan keunggulan festival. 



Tahun ini SIPA Mart diikuti oleh beragam delegasi dari mancanegara, di antaranya Cyrus Khambatta dari Khambatta Dance Company bersama Seattle International Dance Festival Amerika Serikat, Mr. Heechang Cho dari Busan International Performing Arts Market (BPAM) Korea Selatan. Sementara itu, dari dalam negeri hadir Kawedanan Panti Budaya Praja Mangkunegaran yang diwakili oleh G.R.Aj. Ancillasura Marina Sudjiwo, R. Danang Cahyo Wijayanto dari 24 Jam Menari Hari Tari Dunia ISI Surakarta, International Mask Festival, Semarak Budaya Indonesia dan Gamelan Ethnic Festival yang turut memperkaya dinamika pertukaran gagasan.

Rangkaian acara yang dimulai sejak siang hari ini diawali dengan sambutan dan pembacaan profil SIPA Mart, kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari para delegasi. Setiap delegasi diberikan kesempatan untuk memaparkan identitas festival, visi artistik, serta potensi kolaborasi yang ditawarkan, sehingga tercipta ruang promosi dan pertukaran ide yang aktif.




Penampilan Para Delegasi di Panggung Solo International Performing Arts (SIPA) 2025 



Solo International Performing Art (SIPA) 2025 resmi dibuka dengan seremonial pemukulan kenong dan sajian kembang api pada Kamis (4/09/2025). Pemukulan kenong diwakili oleh Direktur SIPA, R. Ay. Irawati Kusumorasri; Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB), Agustin Peranginangin; Pura Mangkunegaran, GRAj Ancilla Sura Sujiwo; Wakil Walikota Solo, Astrid Widayani; Rektor Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), I Nyoman Sukerna dan sejumlah tokoh lain yang menjadi simbolis pembukaan acara. Acara dilanjutkan dengan pesta kembang api bersama penonton.

Dalam sambutannya, Direktur SIPA R. Ay. Irawati Kusumorasri mengatakan,”Malam ini, kita akan menyaksikan keajaiban yang diciptakan oleh para seniman dari berbagai penjuru dunia untuk merayakan keindahan, kekayaan seni pertunjukan dalam Solo International Performing Arts. SIPA merupakan jendela yang membuka pandangan terhadap keanekaragaman budaya dan pengalaman. Ada cerita yang ingin disampaikan, ada emosi ingin yang dirasakan dan ada pesan yang ingin dibagikan. Kali ini, SIPA hadir dengan cerita tema nifty, artful, and visionary. Tentang generasi Gen Z yang cerdas, kreatif, ekspresif untuk merancang masa depan visioner dengan melalui pendekatan seni tari, musik dan juga teater. Selain itu, SIPA juga menyerukan kepada masyarakat luas “harmoni, damai, Indonesiaku,” ujarnya ketika memberikan sambutan diatas panggung. 

Panggung SIPA 2025 dibuka dengan penampilan ambassador, Patricia Arstuti yang berkolaborasi Ekosdance Company dan Semarak Candrakirana Art Center menampilkan karya yang berjudul “Podomoro Gesture” yang menggambarkan perayaan terhadap budaya Indonesia yang terus hidup dan berkembang dari masa lalu hingga masa depan. Pertunjukan ini merangkai tiga lapisan waktu meliputi masa lalu, masa kini dan masa depan sebagai visi.



Penampilan selanjutnya oleh Khambatta Dance Company dari Amerika Serikat dengan membawakan penampilan berjudul “Strange Animal”. Sedangkan Seoul National University dari Korea Selatan membawakan “Heterogeneous” berkolaborasi dengan Mahasiswa Disabilitas ISI Surakarta jurusan Etnomusikologi.

Kemudian Dr. Danny Tan dan Fajar Satriadi menampilkan pertunjukan kolaborasi antara Singapura dan Indonesia dengan judul “In Tune”. Pertunjukan ini merupakan bentuk kolaborasi antara dua seniman dengan memadukan antara gerak, bunyi, hening sebagai wujud perjalanan meditatif.

NoizeKilla dari Bali membawakan “Strike The Music”. Terakhir penampilan berjudul “Karya Genderang Khidmat dan Karya Saut Sepokok” oleh Rentak Gading Bengkulu sebagai penampilan penutup.

SIPA 2025 merupakan bentuk diplomasi budaya antar bangsa melalui seni pertunjukan, serta menjadi media bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam budaya lokal dan mancanegara.




Komentar