Solo Anggrek Festival 2025 Tampilkan Pesona Anggrek Nusantara, Ada Anggrek Dendrobium Hingga Anggrek Kalajengking

 



Beberapa waktu yang lalu ada acara Solo Anggrek Festival yang digelar di Gedung Graha Wisata Niaga Solo. Festival yang berlangsung selama sembilan hari ini menjadi sebuah ajang pertemuan para pecinta anggrek, pelaku usaha tanaman hias, hingga komunitas UMKM dari berbagai daerah. Acara ini diharapkan dapat memperkenalkan keaneragaman anggrek nusantara serta meningkatkan potensi ekonomi melalui sektor hortikultura. 

Festival ini menampilkan beragam jenis anggrek asli Indonesia dari berbagai daerah seperti Anggrek Bulan, Anggrek Dendrobium, Anggrek Cattleya, Anggrek Tebu, Anggrek Hitam, Anggrek Jingga, Anggrek Sendok, Anggrek Hartinah hingga Anggrek Kalajengking. 

Untuk jenis anggrek kalajengking atau biasa disebut anggrek ketonggeng merupakan salah satu spesies anggrek yang memiliki bentuk unik, dikarenakan bentuk bunganya yang mirip dengan hewan kalajengking. Anggrek ini hasil persilangan antara anggrek arachnis hookeriana dan arachnis flos-aeris. Anggrek jenis ini dapat hidup di alam terbuka atau daerah yang terkena sinar matahari langsung. Lalu, ada juga anggrek Papua jenis Dasi dan Catasetum (anggrek hitam). 

Selain pameran tanaman anggrek, di acara ini juga ada lomba, workshop, hingga talkshow dengan pakar anggrek nasional. Salah satunya talkshow bersama anggota Perhimpunan Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) Malang Raya Dedek Setia Santoso sekaligus pemilik DD Orchid Nursery.




Di talkshow ini, Dedek menceritakan awalmulanya menggeluti budidaya anggrek. Ia merupakan sarjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (UB) yang berhasil menjadi pengusaha sukses di bidang anggrek. Awalnya ia hanya membeli benih anggrek jenis dendrobium seharga 25rb kini usahanya terus berkembang dan menghasilkan omzet ratusan juta rupiah per bulan.

Dia mulai membudidayakan jenis anggrek langka melalui metode kultur jaringan yang dia kembangkan. Metode tersebut ia pelajari secara otodidak dari buku maupun percobaan. Menurutnya, keberhasilan merawat anggrek bukan soal hobi semata, tapi pemahaman terhadap beberapa faktor lingkungan tempat tumbuhnya anggrek seperti suhu, cahaya, kelembaban dan sirkulasi udara. 

Selain itu, Dedek juga menggandeng anak-anak muda untuk diajari budidaya anggrek. Disini setiap petani anggrek akan diberikan bibit untuk dibudidayakan hingga ia berikan supplay chain atau rantai pasokan dengan reseller. 

Dalam hal ini juga ada segmentasi pasar tertentu untuk tanaman Anggrek. Seperti untuk kolektor misalnya biasanya harganya tinggi sedangkan untuk dibudidayakan itu lebih murah, tergantung jenis anggreknya juga. Sebagai pemula perlu strategi khusus dalam menjual tanaman anggrek dengan harga tertentu. 




Selain itu, disini juga bisa belajar menanam anggrek dengan sistem semihidroponik menggunakan media botol. Media tanam anggrek botol ada banyak alternatifnya, misal pakis cacah, sphagnum moss atau sabut kelapa. Bibit anggrek didalam botol ini bisa berbunga setelah 2 tahun. 

Ketua panitia acara, Arifin mengatakan, "Acara ini diselenggarakan oleh komunitas Sutasora (Suka Tanaman Soloraya) lalu kami bikin sebuah pameran yang berbeda yaitu festival anggrek. Ini acara perdana yang digelar di Kota Solo, karena sering kali pameran anggrek hanya di gelar di Malang dan Bandung jadi coba digelar di Solo. Selain itu, ada banyak agenda seperti lomba tanaman anggrek, lomba kelompok wanita tani dan workshop budidaya anggrek untuk pemula. Peserta pameran tidak hanya dari Solo tapi ada juga dari luar Solo seperti Bangka Belitung," ujarnya.

Solo Angrek Festival merupakan ajang pameran anggrek berskala nasional yang mempertemukan pecinta anggrek, petani anggrek, kolektor anggrek dan pengusaha anggrek dari berbagai wilayah di Indonesia. 

Acara ini sungguh menarik ya, saya yang kurang begitu paham mengenai tanaman anggrek jadi tahu berbagai macam jenis anggrek, cara menanam dan bagaimana merawatnya (Dulu pernah bahas bonsai sekarang kita bahas tentang tanaman anggrek).




 

 



Komentar