Klenteng Tien Kok Sie Sudiroprajan, Klenteng Tertua yang Menggelar Tradisi Pao Oen





Puncak Tahun baru Imlek jatuh pada tanggal 22 Januari 2023. Berbagai perayaan sudah digelar di kota Solo seperti Atraksi Barongsai, Grebeg Sudiro hingga traidisi Pao Oen. Di Kota Solo ada salah satu klenteng tertua yang menggelar tradisi Pao Oen. Namanya adalah Klenteng Tien Kok Sie. 

Bangunan kuno khas Tionghoa ini berada di Jalan RE Martadinata Solo, Jawa Tengah. Klenteng Tien Kok Sie dibangun diatas lahan seluas 250 meter persegi. Dibelakang klenteng terdapat kali pepe dan didepannya ada Pasar Gedhe Solo. 

Klenteng yang dikenal dengan sebagai Avalokhiteswara merupakan tempat ibadah umat Tri Darma (Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme). Bangunan klenteng Tien Kok Sie kental dengan arsitektur Tionghoa. Sejak awal, bangunan klenteng hanya mengalami perbaikan kecil, karena sebagai cagar budaya yang dilindungi. 




Dibagian depan kamu akan menjumpai sepasang arca Ciok Say (Singa) penolak bala yang terlihat berjaga diluar pagar klenteng. Diatas klenteng terdapat arca sepasang naga tengah merebut mustika dan ada lagi sepasang naga pada atap dibelakangnya. Sedangkan, ruangan bagian dalam klenteng seperti, ruangan pelataran depan, Tuang Thia, Ruang Sien Bing dan bangunan rumah tangga penjaga klenteng. 

Berdasar sejarah, klenteng ini dibangun sekitar tahun 1748, tiga tahun setelah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri tahun 1745. Klenteng ini sudah berumur lebih dari 300 tahun. Saat itu, Geger pecinan (pertempuran etnis Tionghoa melawan Belanda) di Kartasura membuat keraton harus pindah ke Desa Sala (tempat yang sekarang dibangun Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat). Akhirnya, klenteng juga berpindah ke Solo dan dekat dengan pusat keramaian (pasar). 

Di Klenteng ini juga biasa dilakukan tradisi Pao Oen ketika Imlek tiba. Tradisi Pao Oen merupakan sebuah tradisi yang dilakukan Etnis Tionghoa Solo. Bagi Etnis Tionghoa, rangkaian upacara Pao Oen juga sering disebut dengan ritual tolak bala atau buang sial. Kalau orang Jawa mengenalnya dengan istilah ruwatan. 

Tradisi sebagai pembersihan diri sebelum merayakan Imlek. Seperti, pelepasan burung pipit ke alam bebas dan pelepasan lele ke Sungai Bengawan Solo. Ada 888 burung pipit dan lele yang dilepaskan. Angka tersebut dipilih karena dipercaya membawa berkah dan merupakan simbol menjaga ekosistem alam. Klenteng yang berada di kawasan pecinan Solo ini sebagai akulturasi budaya di kampung Sudiroprajan Solo.




Komentar