Mulai nulis
recehan meneh, nyampah nang blog 😁😁😁. Kali ini saya mau menulis tentang kesenian
budaya reog. Dulu reog biasa untuk hiburan keliling di daerah-daerah. Reog sendiri
merupakan kesenian tradisional khas dari kota Ponorogo, Jawa Timur. Reog
biasanya terdiri dari seorang warok tua, sejumlah warok muda, penari jathilan,
penari Bujangganong dan Klono Sewandono Barongan (Dadak Merak). Warok adalah
tokoh masyarakat dan tokoh seni di Ponorogo. Sementara, jathilan adalah tarian
paling tua di Jawa atau dikenal dengan kuda lumping.
Penari utama
reog menggunakan topeng kepala singa dengan hiasan bulu merak. Mereka diiringi
beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping. Saking terkenalnya tarian reog
ini hingga terjadi kontroversi tahun 2007, negara tetangga pernah mengklaim
budaya asli Indonesia ini.
Setiap tahun di
Solo telah digelar festival semarak singo barong. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk memelihara dan melestarikan kesenian reog sebagai khasanah budaya daerah.
Ada beberapa hal menarik dalam acara semarak singo barong. Penampilan singo
barong oleh anak-anak. Pemain reog cilik ini terlihat lihai dan lancar memainkan
tarian reog. Saya penasaran kenapa para pemain kuat melakukan atraksi sambil
memakai topeng reog.
Menurut salah
satu pemain menjelaskan bahwa memainkan reog bukanlah hal mudah. Atribut reog
terutama dadak merak itu mempunyai berat maksimal 20kg untuk anak-anak sedangkan
untuk reog dewasa beratnya 50 kg. Reog dadak merak paling besar dari Ponorogo
bisa mencapai 80 kg beratnya.
Mereka memakai
topeng dadak merak dengan beban berat puluhan kilogram dengan cara menggigitnya.
Bahkan dalam beberapa atraksinya, ada orang yang ikut naik dipanggul diatas topeng kepala singa tersebut. Dalam hati saya
kok yo kuat yo opo rampal gigine. Saya tanya apa ada hal khusus agar bisa
memainkan reog. Ariyanto dari Paguyuban Singo Barong Banyuanyar kembali
menjelaskan tidak ada hal khusus hanya konsisten berlatih terus. Sebagian sudah
memainkan reog sejak kecil. Bibit-bibit reog cilik sudah terbentuk, Ariyanto
melihat banyak anak-anak yang sering melihat atraksi reog tanpa rasa takut. Lalu,
ia mengajak anak-anak tersebut untuk memainkan kesenian ini.
Biasanya pemain
reog cilik berusia 6 hingga 12 tahun. Bahkan anak usia 6 tahun bisa menjadi
reog cilik asalkan mau dan mampu lalu mendapat izin dari orang tuanya. Reog
anak Banyuanyar sudah terbentuk sejak tahun 2016 dan sudah dua kali tampil
dalam semarak singo barong.
Atribut reog dadak
merak ini, mereka buat sendiri mulai dari bahan, bentuk dan coraknya. Topeng reog
dadak merak mempunyai ukuran panjang sekitar 2,25 meter dan lebar sekitar 2,30
meter. Budaya kesenian seperti ini mirip tarian tradisional Barong dari Bali. Waktu,
saya ke Bali dulu kenapa gak tanya-tanya tentang kesenian Barong yo. Malah
cuman nonton di Amphiteater Garuda Wisnu Kencana.
Komentar
Posting Komentar