Digital Marketing
menjadi pekerjaan yang menjanjikan terlebih di masa pandemi seperti sekarang
ini. Sulitnya mencari pekerjaan ditambah banyaknya pemutusan hubungan kerja di
beberapa perusahaan, mau tak mau membuat sebagian orang memilih bisnis digital
marketing. Bisnis digital marketing adalah suatu usaha untuk mempromosikan
sebuah merek dengan menggunakan media digital (pemasaran internet).
Saya sempat
belajar sambil bekerja di dunia digital marketing. Awal mulanya saya melamar
sebagai wartawan media online tapi semakin kesini sepertinya media tempat saya
bekerja semakin mengarah ke dunia marketing. Desk job utama tetap menulis
artikel untuk website, namun sebagian artikel (promosi) juga berdasar klien
(untuk iklan yen ra ngono mengko ra gajian piye). Pekerjaan saya sebelumnya di
media konvensional (media cetak), lalu saya “nyemplung sambil belajar” tapi yo
kadang ijik ora mudeng di dunia digital marketing hahaha.
Secara teori,
digital marketing penting untuk semua jenis bisnis, meningkatkan pendapatan,
menjangkau target konsumen, membantu membangun brand bisnis. Ini semua kembali
tergantung jenis bisnis masing-masing, apakah produk fashion, kecantikan,
kuliner, wisata dll.
Zaman semakin
maju dengan perkembangan teknologi yang merubah sistem konvensional menjadi
ranah digital. Sistem digital dirasa lebih praktis, efisien dan menjangkau
target lebih luas. Platform yang biasa digunakan dalam dunia digital seperti
Instagram, Youtube, Website, Twitter, Facebook, Tik Tok, Aplikasi, Podcast dan aplikasi media
sosial lainnya. Tujuannya satu yaitu mempromosikan suatu produk atau brand,
bisa produk makanan, barang, artikel, jasa dll.
Di era pandemi
saat ini juga mengharuskan orang-orang untuk mengurangi aktivitas diluar rumah
dan kerumunan. Sistem pekerjaan digital marketing menjadi pilihan sebagian
orang, saya melihat banyak milenial mulai memanfaatkan teknologi digital untuk
menghasilkan pendapatan. Misalnya, menjadi selebgram dan influencer dengan
sistem endorse dll. Lalu, menjadi youtuber (subcriber, viewer) dan content
creator, ini menjadi salah satu lahan pekerjaan yang cukup trend dengan
penghasilan yang lumayan.
Media dan
bisnis dalam dunia digital, munculnya platform media online seperti Kumparan,
IDN Times, Tirto.id, Narasi dll, menjadi media online baru yang cukup diakui
dan hampir mengalahkan media konvensional saat itu. Dari segi pemberitaan yang
menarik karena dikemas melalui berbagai platform digital ala milenial. Menyasar
pembaca muda agar lebih melek informasi (semoga lebih independen). Kini, media
konvensional (media cetak dan media tv) juga mulai merambah ke berbagai
paltform digital.
Informasi dan
bisnis, saya masih belum paham ini masuk kategori mana. Saya melihat banyak akun
yang mempunyai ratusan ribu follower yang menampilkan informasi tentang
kejadian sekitar ditiap daerah secara cepat. Media platform ini biasanya paling
banyak yang dilihat dan dicari orang hingga menjadi viral (media sosial
hiburan). Seperti, akun instagram info daerah dll. Platform ini bisa membantu
pemerintah dan masyarakat daerah menyebarluaskan informasi yang diperlukan.
Produk
Penjualan dan bisnis, Sekarang beberapa penjual konvensional mulai beralih
memasarkan produk mereka melalui platform digital. Selain meningkatkan
penjualan, produk bisa dikenal lebih luas lagi. Para penjual ini biasa
bekerjasama dengan influencer dan selebgram untuk meningkatkan produk jualan
mereka. Influencer dan selebgram yang sudah mempunyai pengikut (follower)
minimal ratusan ribu akan banyak jasa endorsan.
Saya bahas
lebih meluas (ini agak sok tahu asline aku yo belum terlalu paham), Trend
digitalisasi bagi para millenial memang menjadi pekerjaan favorit di masa
depan. Sebuah perusahaan startup yang sudah besar misalnya, Shopee, Tokopedia,
Bukalapak, Traveloka, Gojek, Amazon, Alibaba dll. Terbaru perusahaan startup mulai
muncul tidak hanya dibidang penjualan barang atau produk tapi bidang jasa,
informasi, kesehatan, pendidikan, event dll.
Perusahaan startup
biasanya mengacu pada perusahaan-perusahaan yang layanan atau produknya
berbasiskan teknologi. Sebuah usaha bisa disebut sebagai startup bila memiliki
minimal 3 faktor yaitu pendiri (founder), pemilik dana (investor) dan produk
atau layanan. Saat ini, bagi kalangan digital di Indonesia merupakan bisnis
yang baru berkembang dengan kelompok kerja yang minimalis. Di Indonesia sendiri
saat ini sudah banyak bermunculan entrepreneur muda menciptakan bisnis startup
yang memiliki inovasi dan kreativitas tanpa batas.
Komentar
Posting Komentar