Debat Pemilihan Pemimpin....



Baru-baru ini acara debat pilkada semakin seru saja ya. Walaupun sudah lewat namun proses pemilihan pilkada DKI Jakarta masih berlangsung dan memasuki putaran kedua. Acara yang disiarkan langsung di beberapa stasiun televisi cukup menyita perhatian. Penonton dirumah serasa disuguhi sejenak hiburan panggung politik. Saling lempar argumen oleh masing-masing cagub dan cawagub mempunyai daya tarik tersendiri. Debat 3 kali putaran dilakukan untuk mengetahui kualitas para pemimpin 5 tahun kedepan. Ada sub tema dan poin menarik disetiap debat untuk dikupas tajam. Semua tema seputar problematika masyarakat khususnya Jakarta. Debat pertama mengenai  pembangunan demokrasi dan pemerintahan yang efektif, pembangunan sosial ekonomi untuk Jakarta. Debat kedua  mengenai reformasi birokrasi, pelayanan publik dan penataan kawasan perkotaan. Debat ketiga kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta, serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, anti penyalahgunaan narkoba dan kebijakan terkait disabilitas. Moderator handal yang memandu pun tak kalah jadi sorotan khusus dalam setiap sesinya.
Sejarah debat pertama kali pemilihan pemimpin berlangsung di Amerika eranya presiden John F Kennedy tahun 1960. Presiden ke-35 yang terpilih setelah berhasil mengalahkan pesaingnya Richard Nixon. Tradisi pemilihan pemimpin terus berlangsung hingga sekarang. Tahun 2016 lalu mencuatnya berita pemilu pilpres Amerika Serikat dengan kandidat Donald Trump dan Hillary Clinton. Pada akhirnya Donald Trump memenangkan perolehan 276 electoral votes dan terpilih menjadi presiden Amerika Serikat ke-45. Kemudian, banyak media yang merunning news presiden kontroversial ini. Banyak pro-kontra dengan kebijakan baru yang dicanangkan pengusaha bisnis properti The Trump Organization tersebut.
Di Jakarta sendiri debat presiden terjadi tahun 2004 era presiden SBY. Ketika itu Susilo Bambang Yudhoyono bersaing dengan Megawati Soekarnoputri. Hasil pilpres dimenangkan oleh SBY dan menjabat selama dua periode pemerintahan. Tahun 2014 masa pemilu presiden dengan kandidat Joko Widodo yang bersaing dengan Prabowo Subianto. Debat juga disiarkan dibeberapa stasiun televisi saat itu. Masing-masing kandidat membeberkan visi misi untuk Indonesia kedepannya. Kiprah Jokowi dari menjabat walikota Solo kemudian terpilih menjadi Gubernur Jakarta dan terpilih sebagai Presiden RI ke-7.
Kemarin, saat saya berteduh di halte pinggir jalan ada 2 bapak-bapak yang sedang berbincang. Karena hujan cukup deras saya terpaksa berteduh lumayan lama. Bapak-bapak tersebut sedang membahas tentang pilkada Jakarta. Ada yang nyeletuk, “pemimpin sekarang begini lah begitu lah, menurut saya pemimpin yang ini lebih bagus karena bla bla bla dll”. Kemudian yang satunya menanggapinya begini, “Memangnya menjadi seorang pemimpin itu segampang itu coba anda diposisi mereka harus mengatasi berbagai permasalahan ibukota dan menjadi sorotan tajam berbagai kalangan. Para pemimpin juga harus selalu berhati-hati dalam mengambil suatu kebijakan. Sistem birokrasi yang semrawut bukannya justru akan menyengsarakan rakyat kedepannya. Ada pemimpin dan ada juga pengawasnya, agar para pemimpin bekerja sesuai dengan kewajibannya. Memilih pemimpin yang gebrakannya bagus dan maju. Harapannya bukan hanya janji dalam debat tapi ya lebih ke realisasinya.” Inti percakapan bapak-bapak tersebut seperti itu namun ada juga perkataan memihak yang tidak perlu saya tulis disini. Sejenak saya berpikir banyaknya opini-opini masyarakat yang mempunyai pandangan sederhana terhadap para pemimpin. Semoga banyak muncul pemimpin yang sebenar-benarnya pemimpin sesuai dengan Al-Quran dan Hadist Nabi. Pemimpin yang tidak berlomba-lomba atau berambisi menjadi pemimpin namun pemimpin yang ikhlas serta peduli dan mempunyai capability yang mumpuni secara global.
Source: wikipedia



                                          https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com

https://inilah-panduan-memilih-pemimpin-dalam-islam.html


Komentar